PALU, KOMPAS.com - Kota Palu dan Kota Donggala dilanda gempa dan tsunami yang terjadi pada Jumat (28/9/2018). Hingga Kamis (4/10/2018) pukul 14.00 WIB, korban tewas mencapai 1.424 orang, 2.549 korban luka-luka, dan 113 korban hilang.
Bencana itu tentu saja menimbulkan luka bagi korbannya, termasuk orangtua yang kehilangan anak.
Salah satu korban bernama Taufik Dharmawan (35) membagikan cerita tentang dirinya yang terpisah dari anaknya akibat gempa. Kisah itu ditulis Taufik di media sosial Facebook pada Kamis (4/10/2018).
Saat gempa terjadi, dia sedang bertugas ke Morowali Utara. Dia pun pulang mendengar bencana yang menimpa rumahnya.
Gempa dan tsunami membuat Taufik kehilangan istrinya. Jenazah istrinya ditemukan Taufik di Rumah Sakit Undata, Palu.
Setelah itu, dia pun mencari ketiga anaknya. Setelah beberapa lama mencari, dia hanya menemukan dua anaknya.
"Sampai dengan sekarang saya belum menemukan anak ketiga saya, Elvander, laki-laki berusia 7 bulan," demikian yang ditulis Taufik.
Baca juga: Pencarian Korban Gempa dan Tsunami Diteruskan hingga Waktu Belum Ditentukan
Berbagai cara dilakukan Taufik untuk menemukan anak ketiganya. Salah satunya adalah dengan mengunggah foto dan meminta bantuan jika ada yang melihat Elvander.
Saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (5/10/2018), Taufik pun mengisahkan pencariannya.
"Saya sudah berusaha mencari ke beberapa posko, sampai hari ini belum ketemu," ujar Taufik.
Dia pun mengaku bahwa kisah mengenai pencarian anak ketiganya beserta foto yang diunggah di Facebook telah mendapat sejumlah respons.
Dia mendapat kabar bahwa ada anak yang mirip Elvander, sesuai foto yang diunggah, dibawa ke Poso, Sulawesi Tengah. Namun, hingga saat ini dia belum menemukan titik terang.
"Kemarin saya lihat di post di Facebook yang mengabarkan ada anak mirip anak saya, katanya banyak bayi yang dibawa ke Poso," ujar Taufik.
Baca juga: Gempa dan Tsunami Akibatkan 66.238 Rumah di Sulteng dan Sulbar Rusak
Menurut kabar yang didapat Taufik, sejumlah bayi yang terpisah dari orangtuanya dibawa ke Poso karena pertimbangan kebutuhan susu. Palu yang luluh lantak karena gempa tak dapat menyediakan air bersih untuk dikonsumsi, terutama untuk kepentingan susu bayi.
Taufik mengaku tidak tahu menahu kebenaran informasi yang dituliskan pengguna Facebook tersebut.