Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Hari Hans Dengar Suara Putrinya Minta Tolong dari Reruntuhan Hotel Roa Roa, Makin Hari Makin Lemah...

Kompas.com - 05/10/2018, 07:00 WIB
Rosyid A Azhar ,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com - Hans Bobonggoi terisak saat menceritakan Lesni Bobonggoi (19) pamitan untuk bekerja di Hotel Roa Roa, Kota Palu. Lesni adalah satu-satunya anak perempuan dari keempat anaknya.

"Sebenarnya saya minder saat anak saya mengatakan akan bekerja di Hotel Roa Roa," ujar Hans, Kamis (4/10/2018).

Namun keinginan kuat anaknya meluluhkan hatinya. Dia berpesan kepada Lesni agar menjadi pekerja yang berguna bagi sesama, bagi manajemen.

Kenangan indah bersama anaknya ini diungkapkan Hans saat pencarian Lesni di Hotel Roa Roa. Lesni diyakini masih hidup saat hotel ini runtuh diguncang gempa bermagnitudp 7,4 pada Jumat pekan silam.

Seluruh dari 8 lantai hotel itu ambruk ke bawah membentuk gunungan puing-puing yang saling tindih. 

Jumat sore itu adalah Jumat kelabu bagi Lesni dan seluruh yang ada di hotel ini, bahkan bagi semua orang yang merasakan kekuatan gempa ini.

Menurut penuturan teman Lesni yang sama-sama bekerja di hotel, lanjut Hans, saat kejadian, Lesni sedang melayani tamu mengantar kue dan kopi di sebuah kamar. Setelah pesanan diantar, Lesni minta izin ke toilet untuk buang air.

Hans Bobonggoi masih percaya, Lesni Bobonggoi (19) masih hidup di balik reruntuhan Hotel Roa Roa di Palu, Sulawesi Tengah.KOMPAS.com/ROSYID A AZHAR Hans Bobonggoi masih percaya, Lesni Bobonggoi (19) masih hidup di balik reruntuhan Hotel Roa Roa di Palu, Sulawesi Tengah.
Saat masuk toilet inilah, guncangan gempa terjadi. Lesni terjebak dalam toilet yang runtuh bersama seluruh bangunan 8 lantai ini.

Kabar runtuhnya hotel mewah ini sampai ke telinga Hans di Palolo pada hari itu juga.

Istrinya sudah memintanya untuk segera ke Palu melihat anaknya. Hans yang asyik memberi pakan ikan di kolamnya segera bergegas.

"Tidak mudah melakukan perjalanan ke Palu. Jalan yang saya lalui rusak, antrean kendaraan di mana-mana," kata Hans.

Gempa kuat ini telah mengubah jalan aspal yang mulus menjadi terlipat-lipat dan patah. Dari Palolo, dia menerobos halangan ini demi anaknya yang belum diketahui nasibnya.

Saat di jalan, dia sempat bertemu teman anaknya. Wajah sedih yang ditunjukkan membuat hati Hans makin kacau.

"Ini tanda buruk," pikirnya dalam hati.

Bersambung ke halaman dua

 

.

.

.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com