Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Telat, Penari Klub Hiburan Malam Dianiaya “Papi”

Kompas.com - 01/10/2018, 07:17 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - ND (21) salah satu penari di klub hiburan malam kawasan Jalan Bypass Soekarno-Hatta, Palembang, Sumatera Selatan  mandapat luka lebam di wajahnya, usai dianiaya MT, yang disebut “papi” di tempatnya bekerja.

Tak terima dengan ulah pelaku, ND melaporkan kasus tersebut ke Polresta Palembang, Minggu (30/9/2018).

Korban yang merupakan warga Bekasi, Jawa Barat tersebut mengatakan, kejadian bermula ketika dirinya datang terlambat di kafe klub malam tersebut sebagai penari.

MT kemudian mencaci maki ND hingga keduanya adu mulut dan berujung penganiayaan tersebut.

Baca juga: BERITA FOTO: Begini Kerusakan akibat Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala Terlihat dari Ketinggian

“Saya terlambat karena ada tamu di luar, tapi dia (MT) tetap marah-marah dan menganiaya saya bersama temannya satu lagi inisialnya IB,” kata ND, saat membuat laporan.

Saat sampai di klub tersebut, ND mengaku sempat tak menghiraukan cacian dari kedua pelaku. Ia masih terus menari di atas panggung hingga selesai.

Namun, ketika di ruang ganti, keduanya kembali menemui korban hingga cek-cok pun terjadi.

“Dia bilang jangan sok cantik pakai kostum lama-lama. Terus saya tetap menari, setelah selesai mereka kembali menemui dan memukuli saya,” ujar korban.

Atas peristiwa tersebut, ND mengalami luka memar di bagian mata, wajah, dan kepala. Ia pun memutuskan untuk berhenti bekerja di klub tersebut karena tak tahan atas ulah pelaku.

Baca juga: 5 Berita Gempa Donggala yang Kamu Harus Tahu: 832 Tewas dan Kenapa Tsunami Palu Tak Terdeteksi?

Kasubag Humas Polresta Palembang AKP Andi Haryadi menjelaskan, laporan korban telah diterima untuk ditindaklanjuti. IB dan MT sebagai terlapor pun telah diamankan untuk dimintai keterangan.

“Keduanya sudah kami amankan dan diperiksa terkait dugaan penganiayaan. Korban sudah kami instruksikan untuk melakukan visum. Pemeriksaan dan penyelidikan masih kami kembangnya,” beber Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com