Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amankan Festival di Pinggir Pantai, Ratusan Satpol PP Kota Palu Belum Diketahui Nasibnya

Kompas.com - 29/09/2018, 10:45 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber Antara

BAUBAU, KOMPAS.com - Warga yang juga menjadi saksi tsunami yang melanda Palu Sulawesi Tengah menyebut ratusan petugas Satpol PP belum diketahui nasibnya saat mereka mengamankan festival Pesona Palu Lomoni, Jumat (28/9/2018) sore.

Mengutip Antara, Sabtu (29/9/2018), seorang saksi mata yang bernama Adrian menyebutkan, dia adalah salah satu dari 250 petugas Satpol PP yang harusnya bertugas mengamankan festival tersebut.

Para anggota Satpol-PP itu berada di lokasi acara festival yang berlangsung di pinggir pantai anjungan Nusantara, Kota Palu, bersama anggota pengamanan lainnya yang berasal dari unsur TNI, Polri, Dinas Perhubungan.

Mereka melakukan apel pasukan untuk mengamankan festival tersebut, pada Jumat (28/9), pukul 15.00 Wita.

"Tiba-tiba gempa pertama terjadi disusul kepanikan orang yang sebagian melarikan diri menjauh dari pantai," kata Adrian.

"Setelah itu, kami melihat air tiba-tiba menerjang, dan akhirnya terjadi kepanikan besar. Belum sempat melarikan diri, terjadi gempa yang lebih besar pada 7,4 SR itu, dan tiba-tiba air naik," tambahnya.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Antara, hingga Sabtu pagi hingga 10.17 Wita, jenazah anggota Satpol-PP yang ditemukan baru empat orang. Jenazah tersebut ditemukan di kantor Walikota. Adapun ratusan lainnya belum diketahui nasibnya.

Adrian juga menceritakan bahwa tak hanya ratusan petugas keamanan yang hadir di pantai. Banyak warga juga berkumpul untuk menyaksikan festival tersebut, termasuk pelajar yang akan ikut mengisi acara.

Sedianya, Menteri Pariwisata Arief Yahya bersama Wali Kota Palu Hidayat akan membuka acara tersebut. Tetapi, para pejabat tersebut belum sampai di tempat acara.

Hingga berita ini dilaporkan pukul 11.00 Wita, terlihat dua pesawat TNI yang terbang di ketinggian dan satu helikopter terbang memantau suasana kota.

Sementara itu, kondisi di Rumah Sakit Umum Budi Agung, ada sejumlah pasien korban bencana yang belum tertangani oleh tim medis, termasuk kekurangan tabung oksigen dan infus.

Terlihat korban bencana yang terluka parah merintih kesakitan. Sementara itu, tenaga dokter dan perawat juga kurang.

Beberapa kerusakan parah bangunan juga terlihat di sudut kota, sedangkan banyak warga mengurusi keluarga masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com