Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Taman Baca Wadas Kelir, dari Perpustakaan di Teras Rumah hingga Lahirkan Anak Berprestasi

Kompas.com - 27/09/2018, 17:46 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Tertantang kreatif

Heru mengaku sempat kelimpungan. Di satu sisi, dia membutuhkan anggaran yang tidak sedikit untuk mendukung beroperasinya TBM Wadas Kelir.

Dia menyadari sepenuhnya bahwa taman baca tidak bisa selamanya akan bertahan hanya dengan mengandalkan bantuan dan suntikan dana dari donatur.

"Jumlah anak didik terus bertambah begitu juga dengan relawan. Saat itu saya dan para relawan yang mayoritas mahasiswa berdiskusi bagaimanakah caranya supaya TBM Wadas Kelir terus berkembang pesat," ungkap Heru.

Melalui upaya keras memutar otak, para relawan TBM Wadas Kelir kemudian bersepakat untuk mengumpulkan anggaran melalui cara lain yang lebih produktif.

Mereka tertantang mengembangkan industri kreatif yang profitnya digunakan untuk mendukung kegiatan pendidikan TBM Wadas Kelir. Pada tahun 2015, "Wadas Kelir Studio" sebagai pusat industri kreatif yag bergerak di bidang pendidikan kreativitas anak lahir.

Para relawan TBM Wadas Kelir sebagian menjadi penulis lepas tentang dunia pendidikan di berbagai media. Adapun mayoritas relawan menjual hasil karyanya yang berhubungan dengan dunia anak-anak untuk dibukukan oleh perusahaan penerbit buku mayor maupun minor.

Suasana Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Wadas Kelir di jalan Wadas Kelir, Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (20/8/2018).KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Suasana Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Wadas Kelir di jalan Wadas Kelir, Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (20/8/2018).

Manajemen TBM Wadas Kelir menawarkan ide-ide dan gagasan untuk menciptakan buku-buku literasi anak. Peluang bisnis yang menggiurkan itu muncul karena berdasarkan hasil survei, penjualan buku anak-anak menempati posisi teratas dari penjualan buku-buku lain.

"Selain menjadi penulis lepas di berbagai media, kami juga tawarkan jasa menciptakan buku tentang dunia anak-anak kepada perusahaan penerbit buku besar dan kecil. Alhamdulilah respons mereka baik dan kami dikontrak. Hingga saat ini, dalam sebulan kami bisa memeroleh Rp 20 juta dari sejumlah penerbit, termasuk Gramedia. Sedangkan hasil menjadi penulis lepas di media, minimal Rp 70 juta per tahun. Uang itu kami gunakan untuk mendukung TBM Wadas Kelir dan kesejahteraan relawan," ungkap Heru.

Relawan TBM Wadas Kelir, Risdianto Hermawan (22), warga Banjarnegara, Jateng mengaku senang bisa terlibat menjadi tenaga pendidik di TBM Wadas Kelir.

Selain memotivasi dirinya untuk terus berkarya, TBM Wadas Kelir setidaknya telah menjadi keluarga baru yang tak berhenti menuntunnya ke arah positif.

"Saya dulu malu dan pengen keluar kuliah karena jurusan yang saya ambil tidak terpandang. Namun mimpi buruk saya itu hilang setelah banyak diberikan masukan-masukan oleh Pak Heru dan teman-teman di Wadas Kelir. Bahkan tahun 2015 karya tulis saya tentang santri menjuarai lomba penelitian dari Kementerian Agama. Saya juga berencana melanjutkan S2 nantinya," pungkas Risdianto.

Maka tak heran, TBM Wadas Kelir terpilih sebagai salah satu pemenang dalam ajang Gramedia Reading Community Competion (GRCC) 2018. Mereka dinilai konsisten dalam melebarkan sayap literasi dengan segala keterbatasannya serta memberikan dampak positif bagi warga sekitar, terutama perkembangan pendidikan anak-anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com