Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Merangkak ke Gua demi Mendapatkan Air Bersih

Kompas.com - 27/09/2018, 15:57 WIB
Markus Yuwono,
Farid Assifa

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kecamatan Purwosari, Gunungkidul, Yogyakarta, merupakan salah satu wilayah yang setiap tahun mengalami kekeringan. Salah satu penyebabnya adalah minimnya sumber air bersih yang dimiliki masyarakat.

Namun sejak hari Senin (24/9/2018), harapan untuk mendapatkan air bersih terbuka. Sebab, beberapa orang warga Dusun Blado, Desa Giritirto, menemukan sebuah gua yang di dalamnya terdapat sumber air bersih yang melimpah.

Namun saat ini kendala yang dihadapi masyarakat masalah dana untuk mengangkat air bersih tersebut sampai ke permukaan.

Kepala Dusun Blado, Witanto menceritakan, sumber air bersih ini pertama kali diketahui oleh seorang warganya bernama Jumakir dan ketiga orang rekannya. Saat itu, keempat warga tersebut sedang mencari kelelawar, lalu menelusuri gua dan menemukan sumber air.

"Di dalamnya terdapat sumber air cukup jernih, dan (debit) besar," katanya kepada wartawan, Rabu (26/9/2018) petang.

Meski sulit masuk ke gua, namun sebagian warga nekat mengambil air. Padahal mulut gua itu terjal. Untuk masuk ke gua, warga harus merangkak selama 20 menit. Lalu berjalan kaki selama 10 menit dan berjongkok untuk mengambil air dari sumber air bersih.

"Warga di sini pun sudah mengambil air menggunakan jerigen," ucapnya.

Baca juga: Mencari Mata Air Berusia Ratusan Tahun yang Hilang di Hutan Grobogan

Penemuan sumber air ini, menurut Witanto, menjadi semangat baru bagi warga untuk mendapatkan air bersih. Sebab, selama ini masyarakat di sana harus membeli air bersih seharga Rp 50.000 Untukk 30 jerigen yang masing-masing berukuran 10 liter.

"Untuk tangki swasta harganya Rp 150.000 per tangkinya," ujarnya.

Meski sudah menemukan sumber mata air, namun warga masih menghadapi masalah lain, yakni masalah akses. Warga masih kesulitan mengangkat air ke permukaan. Warga sudah mencoba menyedot air menggunakan pompa listrik dengan genset, tetapi gagal.

"Semoga pihak terkait, terutama pemerintah, bisa membantu masyarakat di sini untuk meneliti dan mengangkat air dari dalam gua," ucapnya.

Salah seorang warga, Triyanto berharap dukungan pemerintah untuk membantu mengangkat air. Ia berharap air tersebut bukan hanya untuk masyarakat Dusun Blado, tetapi juga warga Desa Giritirto.

"Selama ini kami setiap musim kemarau selalu membeli air bersih. Dengan adanya sumber ini semoga bisa mengurangi beban masyarakat," katanya.

Baca juga: Sukijan, Sang Penjaga Mata Air di Bukit Menoreh

Camat Purwosari Agung Danarta mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan intansi untuk meneliti debit air.

"Kelihatannya besar (debitnya) karena saat musim kemarau seperti ini debitnya masih tinggi. Nanti jika sudah ada penelitian akan kita koordinasikan dengan masyarakat sekitar," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com