Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Keluarga Miskin, Seorang Polisi di Bengkulu Kumpulkan Sampah

Kompas.com - 26/09/2018, 06:19 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Keringat di dahi Aipda Mulyadi (40) bercucuran. Ia bersama Lubis (36) seorang tauke pengepul barang bekas sibuk menimbang kardus, plastik, koran bekas, dan sejumlah besi.

Hari itu, Senin (24/9/2016) pukul 13.20 WIB, Mulyadi mengumpulkan 179 kilogram barang bekas.

Barang bekas dan sampah itu didapat dari sejumlah sekolah, warung, dan tempat umum lainnya. Dengan cukup cekatan, Lubis menghitung uang yang diberikan pada Mulyadi.

"Rp 486.000 jumlah semuanya," kata Lubis.

Baca juga: Sampah Menumpuk di Jalan Raya Kali CBL, Ini Jawaban Pemkab Bekasi

 

Uang itu langsung dipegang Yuki Rosdiana, istri Aipda Mulyadi. Dalam sebulan, Mulyadi mampu mengumpulkan Rp 1,7 juta dari mengumpul dan menjual sampah. Uang itu diberikan pada warga miskin.

"Uangnya diberikan untuk biaya pengobatan, pendidikan, kursi roda untuk orang miskin. Ini sudah dilakukan sekitar 2 tahun," ungkap Mulyadi.

Mulyadi merupakan anggota Polsek Kota Mukomuko, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Ia bertugas sebagai Bhabinkamtibmas yang membawahi beberapa desa.

Di tengah kesibukannya bersama masyarakat, ia melakukan kerja sosial yang dinamakannya "Sedekah Sampah".

Ia mengisahkan, ide sedekah sampah didapatnya dari buku yang ia baca. Rupanya, sedekah sampah mampu ikut membangun desa.

"Saya terinspirasi dari buku itu," jelasnya.

Baca juga: Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Bekasi Akan Dipajang Fotonya

Perlahan, ia bekerja mengumpulkan sampah. Awalnya sulit, namun lama-kelamaan warga ikut mengumpulkan sampah untuk dijual.

Selain terinspirasi dari buku Sedekah Sampah, ia merasa terpanggil saat anak sulungnya Adinda Ramadani Mulia Putri (14) memiliki anak berkebutuhan khusus.

"Anak saya sempat terkena sakit keras. Kami berjuang menyembuhkannya. Rumah kami jual untuk dia sembuh. Alhamdulillah sekarang dia sehat. Dari sana juga saya berpikir saya juga harus bantu orang lain," kenangnya.

Budaya Membaca

Selain getol dengan program sedekah sampah, Mulyadi juga menggeluti perpustakaan keliling. Ia mendorong sekolah tempatnya bertugas, membangun budaya membaca sejak 2 tahun lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com