Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masihkah Indonesia Butuh Liga Sepak Bola? Ini Komentar Sejumlah Tokoh

Kompas.com - 25/09/2018, 13:12 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kematian Haringga Sirla (23) membuat masyarakat berduka. Nyawa Haringga seakan sia-sia ketika harus berhadapan dengan fanatisme para suporter.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan, untuk apa ada sepak bola apabila harus ada korban jiwa. Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Departemen Sport Inteligent PSSI, Fary Djemi Francis.

"Tidak ada sepak bola seharga nyawa," katanya.

Masihkan Indonesia butuh sepak bola?

Kompas.com menelusuri pernyataan sejumlah tokoh setelah insiden di GBLA.

1. Buat apa sepak bola bila hanya membawa duka

Ratusan suporter Persib Bandung mulai memadati jalan protokol di Kota Bandung di Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Senin (19/10/2015). Para bobotoh menggelar konvoi untuk menyambut kedatangan Persib Bandung.KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Ratusan suporter Persib Bandung mulai memadati jalan protokol di Kota Bandung di Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Senin (19/10/2015). Para bobotoh menggelar konvoi untuk menyambut kedatangan Persib Bandung.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan, dirinya sangat bersedih atas insiden di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

"Seperti yang saya tulis kalau ada kematian seperti ini buat apa ada liga sepak bola. Kalau harus mengorbankan nyawa manusia saya sangat sedih," ucap Emil, sapaan akrabnya, saat ditemui di Gedung Sate, Senin (24/9/2018).

Emil jelas menyesalkan insiden tersebut. Apalagi, tindakan anarkistis itu mencoreng kemenangan Persib.

"Saya menyesali, dari kebanggaan kemarin menang jadi rasa malu luar biasa. Saya sangat berduka cita kepada individu, Haringga, yang menjadi korban kebiadaban dari oknum penonton," katanya.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Kalau Ada Kematian Buat Apa Ada Liga Sepak Bola

2. Tidak ada sepak bola seharga nyawa

Sejumlah warga dan keluarga serta polisi mengikuti proses pemakaman Haringga Sirla di TPU Blok Jembatan, Desa Kebulen, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (24/9/2018).Tribun Jabar/Ahmad Imam Baehaqi Sejumlah warga dan keluarga serta polisi mengikuti proses pemakaman Haringga Sirla di TPU Blok Jembatan, Desa Kebulen, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (24/9/2018).

Ketua Departemen Sport Intelligent PSSI, Fary Djemi Francis, mengecam insiden di GBLA pada hari Minggu (23/9/2018) lalu.

Fary yang juga menjadi Ketua Komisi V DPR RI itu menjelaskan, mendukung tim kesayangan adalah wajar, tetapi bukan untuk mencerca pendukung tim lain. Apalagi, sampai menjurus ke serangan fisik yang bisa menghilangkan nyawa orang.

"Ingat, tidak ada sepak bola seharga nyawa. Tim kesayangan boleh berbeda, tapi kita semua adalah saudara," ujarnya.

Baca Juga: PSSI: Tak Ada Sepak Bola Seharga Nyawa

3. BOPI minta kompetisi sepak bola di Indonesia dihentikan sementara

Suasana konferensi pers Kementerian Pemuda dan Olahraga perihal meninggalnya suporter Persija Jakarta di Bandung. Konpers diadakan di Media Center Kemenpora RI pada Senin (24/9/2018).
BOLASPORT.com/HARY PRASETYA Suasana konferensi pers Kementerian Pemuda dan Olahraga perihal meninggalnya suporter Persija Jakarta di Bandung. Konpers diadakan di Media Center Kemenpora RI pada Senin (24/9/2018).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com