Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Usul Debat Pilpres Tak Usah Dihadiri Penonton

Kompas.com - 24/09/2018, 14:54 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Ketua Tim Kampanye Daerah Jawa Barat untuk Jokowi-Ma'ruf Amin, Dedi Mulyadi mengusulkan debat pemilihan presiden tidak dihadiri penonton.

Sebab, kata Dedi, penonton tidak mewakili masyarakat seluruh Indonesia. Menurut Dedi, debat pilpres disiarkan televisi dan bisa ditonton seluruh masyarakat Indonesia, sehingga tidak usah ada penonton di lokasi acara.

"Debat kan disiarkan langsung oleh televisi di seluruh Indonesia dan bisa dilihat banyak orang, sehingga tidak mengerahkan orang ke tempat debat. Cukup debat dihadiri para panelis dan disiarkan oleh televisi. Tidak usah ada penonton," kata Dedi kepada Kompas.com, Senin (24/9/2018).

Selain itu, lanjut Dedi, penonton yang hadir di debat pilpres akan mengganggu peserta debat. Hal itu berdasarkan pengalamannya pada debat Pilgub Jawa Barat. Terjadi konflik antar-penonton ketika debat diwarnai adanya tanda gambar (hastag) ganti presiden yang memancing kemarahan.

"Ini debat calon pemimpin, bukan pertandingan sepak bola. Kalao sepak bola, keriuhan dan teriakan penonton diperlukan agar pertandingan menjadi seru dan sebagai spirit bagi tim yang bertanding. Kalo debat kan adu gagasan, adu kapasitas emosi dan adu kapasitas track record," tandas ketua DPD Golkar Jawa Barat ini.

Baca juga: Debat Pilpres Direncanakan Digelar 5 Kali, Menggunakan Bahasa Indonesia

Kalau pun debat itu harus ada penonton, kata Dedi, cukup yang hadir adalah para akademisi, profesional, dan praktisi di bidangnya. Misalnya, debat soal ekonomi, yang hadir adalah para profesional ekonomi.

"Tergantung judul debatnya apa. Kalau misalnya tentang ekonomi, debat ya dihadiri profesional di bidang ekonomi. Ketika ada tepuk tangan ya itu harus bersifat adil untuk semuanya, bukan partisan," kata Dedi.

Dalam kesempatan itu Dedi juga menyinggung soal usulan calon wakil presiden, Sandiaga Uno yang dikutip sejumlah media bahwa debat pilpres ditiadakan, diganti dengan seminar atau saresehan. Dedi menyatakan, debat itu penting dalam memilih calon pemimpin. 

"Calon pemimpin harus punya kemampaun gagasan dan punya kemampuan mempertanggungjawabkan gagasan, dan harus memiliki kemampuan untuk tidak emosi ketika gagasan dicela oleh kompetitor. Itulah kecerdasan seorang pemimpin," tandas Dedi.

Baca juga: Prabowo Tak Sepakat Debat Capres Pakai Bahasa Inggris

Dengan demikian, Dedi menegaskan, debat tetap dilaksanakan tetapi tidak harus dihadiri penonton partisan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com