MAMASA, KOMPAS.COM - Aldrin (22) tak menyangka, hobi melukis yang ditekuninya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), kini menopang kehidupannya.
Pemuda asal Mamasa, Sulawesi Barat, ini, bisa membiayai kuliahnya hingga selesai dari uang hasil melukis.
Puluhan juta bisa didapatkannya setiap bulan.
Aldrin terus mengasah kemampuan dan bakat melukisnya secara otodidak. Kemampuan ini semakin matang saat ia meneruskan pendidikan tinggi di Universitas Negeri Makassar (UNM) jurusan Seni Rupa.
Baca juga: Mural di Kampung Tematik Penjaringan Angkat Konsep Jakarta Tempo Doeloe
Kini, ia tercatat sebagai salah satu pelukis muda yang dimiliki Kabupaten Mamasa.
Aldrin mengatakan, lukisan karyanya banyak dipesan oleh individu maupun pebisnis yang memiliki usaha warung kopi atau cafe.
Mural karyanya kini bisa dijumpai di berbagai cafe, tak hanya di Mamasa, tetapi juga di daerah-daerah lainnya.
“Selama ini kebanyakan pemesannyaa itu kafe-kafe, warkop termasuk warga yang ingin mepercantik ruangannya dnegan lukisan,” jelas Aldrin, Sabtu (22/9/2018).
Baca juga: Mural Asian Games Karya Pasukan Oranye Ternoda Corat-coret Tangan Jahil...
Sebelum menjadi pelukis profesional, Aldrin menawarkan jasanya secara amatiran dari kafe ke kafe, maupun restiran.
Setelah dua tahun menjalani hobinya secara profesional, Aldrin mulai menetapkan tarif untuk lukisan karyanya mulai dari Rp300.000 hingga puluhan juta rupiah. Tarif ini tergantung pada besar dan kesulitan lukisan.