Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semarang Didorong Jadi Kota Pusaka Dunia

Kompas.com - 21/09/2018, 17:28 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com – Kota Semarang, Jawa Tengah, didorong untuk menjadi bagian dari salah satu kota pusaka dunia.

Untuk mencapai target itu, Semarang harus memperkuat terlebih dahulu kegiatan-kegiatan pelestarian pusaka.

Hal demikian disampaikan Ketua Badan Pelestari Pusaka Indonesia (BPPI), Catrini Pratihari, di sela kegiatan Temu Kirab Pusaka di Gedung Oudetrap Kota Lama, Semarang, Jumat (21/9/2018).

“Mudah-mudahan kota keempat yang menjadi kota pusaka itu Semarang, agar dikuatkan kegiatan pelestarian pusakanya, tidak hanya komunitas-komunitas,” ujarnya.

Di Indonesia, hanya ada tiga kota di Indonesia yang telah ikut serta menjadi bagian dari kota pusaka dunia. Tiga kota itu yaitu Surakarta di Jawa Tengah, Denpasar dan Gianyar di Bali.

BPPI, kata dia, akan mendorong agar kota-kota di Indonesia ikut bagian dari kota pusaka dunia. Kota-kota yang didorong agar ikut serta menjaga kelestarian budaya.

“2018 ini, kita bersama Solo mendorong daerah lain untuk menjadi jejaring menjadi kota pusaka Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: Kota Lama Semarang Berpeluang Besar Jadi Kota Pusaka UNESCO

Sementara itu, Plh Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu bangga bahwa ibu kota Jawa Tengah ini ditunjuk menjadi tuan rumah dalam forum tersebut.

Pemilihan Semarang, kata dia, tentu didasarkan atas sejumlah kriteria dan pertimbangan tertentu dari BPPI.

“Semarang dapat poin atau kelebihan dari daerah lain, karena tolok ukurnya kabupaten/kota yang punya heritage,” kata perempuan yang akrab disapa Ita ini.

Baca juga: Lambangkan Persatuan, Lasem Dicanangkan sebagai Kota Pusaka

Dalam temu kirab pusaka itu selama dua hari akan menghasilkan sebuah rangkuman yang akan dijadikan panduan melestarikan kegiatan pusaka.

“Di Semarang ini akan dibuat rangkuman. Jadi, hasil rangkuman dan deklarasi Semarang akan dijadikan acuan, baik bagi Semarang dan daerah lain,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com