Polisi Periksa Saksi Kunci Pembunuhan Karyawati Bank

BANDUNG, KOMPAS.com - Pemeriksaan saksi kunci pembunuhan Ela Nurhayati, yakni anak korban, dilakukan Selasa (18/9/2018).

Pemeriksaan yang dilakukan sejak tadi siang berakhir sore sekira pukul 15.00.

Polisi mendatangkan saksi ahli seorang psikiater anak untuk mendampingi pemeriksaan anak korban yang berkebutuhan khusus.

"Anak berkebutuhan khusus yang merupakan anak korban hari ini dilakukan pemeriksaan, terkait dengan masalah pekerja sosial yang melakukan terapi terhadap anak itu," kata Kasatreskrim Polres Cimahi, AKP Niko Nurallah Adiputra, di Mapolres Cimahi, Selasa (18/9/2018).

Pemeriksaan anak korban ini dilakukan sesuai prosedur dengan mekanisme yang ada yakni adanya pendampingan dari saksi ahli.

"Bahwa SOP pemeriksaan keterangan secara verbal telah kami dapati dan ada persesuaian dengan beberapa saksi. Tentunya permintaan keterangan terhadap anak berkebutuhan khusus melalui mekanisme dengan pendampingan ahli," jelasnya.

Baca juga: Fakta di Balik Pembunuhan Karyawati Bank di Lembang, 28 Tusukan dan Anak Korban Jadi Saksi Kunci

Selain anak korban, penyidik juga telah meminta keterangan terhadap 14 saksi.

Nantinya, keterangan tersebut akan dimasukkan dalam berkas perkara berikut sejumlah bukti dan petunjuk yang telah dimiliki penyidik, yakni senjata yang diduga kuat digunakan pelaku, jejak kaki, sidik jari, kamera pengintai, dan baju yang bersimbah darah.

Meski begitu, sampai saat ini polisi belum dapat mengungkap misteri pembunuhan Ela Nurhayati. Namun, Niko mengaku penyelidikan kasus ini sudah hampir mencapai titik terang.

"Bahwa kami berhati-hati dalam menentukan langkah, dengan didasari alat bukti. Seluruh agenda yang kami lakukan ini untuk membuat terang," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Ela Nurhayati ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya di Kampung Pangragajian RT 03 RW 09 Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat Selasa (11/9/2018) siang.

Ela ditemukan warga sekitar pukul 11.50 WIB, setelah sebelumnya warga melihat anak korban yang menangis sambil membawa ponsel dan pakaian yang berlumuran darah di rumah korban.