Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Sukabumi Ditemukan di Malaysia Kembali Kumpul dengan Keluarga

Kompas.com - 17/09/2018, 23:53 WIB
Budiyanto ,
Khairina

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Sudah empat hari, ES (16), korban perdagangan manusia antar negara ini, kembali berkumpul bersama orangtua dan keluarganya di kediamannya, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat.

Anak perempuan lulusan SMP ini sebelumnya sempat ditemukan dan diselamatkan oleh salah satu warga asal Indonesia yang menetap di Malaysia.

ES akhirnya ditampung selama tiga hari oleh warga Indonesia yang juga berasal dari Jawa Barat itu.

Sejak tiba di kampung halamannya, Jumat (14/9/2018), putri kedua dari empat bersaudara ini hanya berada di rumah panggung milik kedua orangtuanya, Oden Permana (43) dan Enok (44).

Waktunya pun dihabiskan hanya mengasuh kedua adik kembarnya yang juga perempuan. Keduanya masih berusia 4 tahun. Raut wajah ES sudah terlihat ceria dan bisa diajak ngobrol.

''Alhamdulillah bisa pulang dan kembali berkumpul bersama bapak dan mamah juga dua adik kembar serta keluarga,'' ungkap ES saat berbincang dengan Kompas.com saat ditemui di rumah orangtuanya, Senin (17/9/2018).

''Sekarang saya ingin kumpul saja sama orangtua. Karena pas di Malaysia, saya selalu ingat sama kedua orangtua,'' sambung ES.

Baca juga: Diduga Korban Perdagangan Manusia, Anak Sukabumi Ditemukan di Malaysia

Kedua orangtuanya yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani belum bisa kembali bekerja seperti biasanya.

Apalagi, sudah berbulan-bulan, lahan persawahan yang digarapnya mengalami kekeringan. 

''Sawahnya juga kekeringan, karena lahannya mengandalkan musim hujan. Jadi saya selama beberapa hari ini ada di rumah terus,'' kata Oden.

''Juga kalau ada yang menyuruh kerja, saya khawatir ada tamu ke rumah. Karena masalah anak saya kan belum tuntas, masih saja ada petugas datang ke sini, juga seperti wartawan,'' sambung dia.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, lanjut dia, mengandalkan persediaan yang masih ada.

Selain itu juga mendapat bantuan dari anak pertamanya yang sudah bersuami dan berkeluarga. Anak pertamanya bekerja sebagai buruh di pabrik sepatu.

''Alhamdulillah untuk sehari-hari dicukup-cukupkan,'' kata Oden didampingi istrinya Enok beserta kedua anak kembarnya.

Enok juga menuturkan sebenarnya putri keduanya ini ingin mengikuti jejak kakaknya bekerja di pabrik sepatu di Cikembar. Namun, karena belum memiliki KTP elektronik, keinginannya tersebut belum bisa dikabulkan.

''Anak saya belum punya KTP elektronik. Sebenarnya kami juga belum mengizinkan,'' tuturnya.

Kedua orangtua ES, Oden dan Enok ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang sudah menolong dan menyelamatkan hingga anaknya bisa pulang dan kembali berkumpul bersamanya.

Kompas TV Senin (10/9) kemarin, jalur sempat ditutup untuk proses evakuasi bus dan olah TKP.  

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com