Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keseharian Bocah Nursaka, Sekolah di Indonesia lalu Bantu Ayah Cari Kaleng Bekas di Malaysia (3)

Kompas.com - 15/09/2018, 13:14 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

ENTIKONG, KOMPAS.com – “Kalau kamu mau jadi orang, kamu harus belajar yang rajin, jangan malas, harus sekolah, supaya enggak seperti bapakmu ini...”

Kalimat itu terlontar dari Darsono, pria kelahiran Banyuwangi tahun 1965, saat menasehati putra pertamanya, Nursaka, sore itu. Dialah yang selalu memberi motivasi kepada sang anak untuk meraih cita-cita di masa mendatang.

Setiap pagi, Darsono selalu membantu Saka, panggilan putra pertamanya yang baru berusia 8 tahun itu, untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum mengantar dan menemaninya hingga mendapat tumpangan menuju border perbatasan Indonesia-Malaysia.

Baca juga: Kisah Nursaka, Bocah SD yang Setiap Hari Bolak-balik Indonesia-Malaysia demi Sekolah di Tanah Air (1)

Darsono memboyong istrinya ke Tebedu sejak Nursaka lahir. Sebelumnya, keluarga ini tinggal dan memiliki usaha rumah makan di daerah Entikong. Tempat usahanya itu menumpang di rumah milik saudara Darsono.

Namun, usaha mereka tak berlangsung lama karena bangkrut akibat bon utang dari pelanggan yang membuat perputaran modal usaha menjadi terhambat.

Nursaka (8), bocah SD asal Indonesia yang melintasi perbatasan Indonesia-Malaysia setiap hari demi bersekolah. Dia tinggal bersama keluarganya di di Tebedu, Malaysia, dan berangkat ke sekolah setiap hari di Entikong, Indonesia.KOMPAS.com/Yohanes Kurnia Irawan Nursaka (8), bocah SD asal Indonesia yang melintasi perbatasan Indonesia-Malaysia setiap hari demi bersekolah. Dia tinggal bersama keluarganya di di Tebedu, Malaysia, dan berangkat ke sekolah setiap hari di Entikong, Indonesia.
Darsono kemudian memutuskan untuk pindah ke Tebedu menumpang tinggal di rumah adiknya yang memiliki suami warga setempat. Adik Darsono memiliki usaha rumah makan yang dikelola adiknya yang lain.

Rumah yang ditempati Darsono saat ini merupakan rumah deret berbentuk letter L dengan empat pintu. Rumah itu milik adiknya dan disewakan. Letaknya berada persis di belakang bangunan rumah makan. Masing-masing pintu memiliki ukuran yang berbeda.

Baca juga: Saya Indonesia, Alasan Bocah Nursaka Bolak-balik Malaysia-Indonesia untuk Sekolah (2)

Rumah yang ditempati Darsono memiliki ukuran sekitar 8x6 meter dengan 4 ruang di dalamnya. Dua ruangan difungsikan sebagai kamar, satu ruangan untuk ruang keluarga, sementara satu ruang lainnya difungsikan untuk dapur dan kamar mandi.

Di situ mereka tidak dikenakan sewa rumah. Mereka hanya perlu membayar tagihan listrik dan air. Di belakang rumah deret itu, terhampar kebun dengan luas sekitar setengah hektar yang menjadi mata pencaharian Darsono sehari-hari.

Tanah itu milik adiknya, yang dia pinjam secara gratis untuk digarap. Aneka tanaman sayuran seperti cabe, terong, kacang, dan sayuran lainnya ada di kebun yang memiliki kontur berbukit itu.

Bersambung ke halaman dua

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com