Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenalkan Tamara, Barista Muda yang Hidup di Negeri Kopi

Kompas.com - 14/09/2018, 17:56 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia ,
Khairina

Tim Redaksi

BENER MERIAH, KOMPAS.com- Barista asal dataran tinggi Gayo kian hari terus bertambah. Apalagi profesi ini digandrungi oleh kawula muda.

Barista menuntut kualifikasi dan kemampuan teknis yang tinggi untuk menyiapkan seduhan bermutu bagi penikmatnya yang kian hari kian kritis terhadap rasa.

Seperti Tamara Khairun, gadis asal Simpang Teritit, Kecamatan Wih Pesam, Kabupaten Bener Meriah, Aceh.

Perempuan berusia 22 tahun ini mulai tertarik dunia barista setelah ayahnya memulai industri kopi olahan pada tahun 2013.

Tamara yang saat itu masih remaja merasa tertarik untuk mempelajari kompleksnya industri kopi yang dimulai ayahnya.

"Saat itu tidak mengerti tentang kopi, setelah melihat kegiatan Ama (Gayo, Ayah), seperti ada kesadaran untuk belajar, karena kalau tidak usaha itu akan berhenti karena tidak ada anaknya yang meneruskan," kata Tamara, Jumat (14/9/2018).

Saat itu, lanjut gadis bergelar Sarjana Psikologi itu, kopi Arabika Gayo sedang tren di dalam dan luar negeri. Ia menganggap kopi merupakan identitas masyarakat Suku Gayo yang mendiami Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Bener Meriah.

"Kopi sudah menjadi identitas masyarakat Gayo. Kalau bukan kami yang meneruskan dan belajar dari hulu ke hilir, maka identitas kopi bisa diambil oleh orang lain yang tertarik tentang kopi," ucapnya.

Baca juga: Komunitas Barista Minta GAMIFest 2018 Utamakan Edukasi Kopi
Tamara mengaku sudah memegang ABCD class  dari ABCD School of Coffee, sebuah pusat kursus kopi di Jakarta.

"Dulu barista lebih banyak cowok, padahal perempuan lebih teliti dan bisa melakukan tugas-tugas kebaristaan. Sekarang juara dunia 2018 cewek kan?," Jelasnya.

Barista yang dimaksud Tamara adalah Agnieszka Rojewska dari Polandia, juara dunia dalam kompetisi World Barista Championship (WBC) 2018 yang di gelar di Amsterdam, Belanda pada tahun ini.

Raihan itu sekaligus menyempurnakan pencapaian Miki Suzuki, Runner Up WBC 2017.

Ia menerangkan, generasi muda di Tanoh Gayo saat ini harus bergelut dalam dunia industri kopi. Apalagi, kopi Arabika Gayo merupakan salah satu kopi terbaik dunia.

"Kopi Arabika Gayo saat ini merupakan tulang punggung arabika Indonesia baik dari sisi kuaitas dan kuantitas, jadi kita harus pertahankan itu," tambah Tamara.

Ia mengaku ikut mengembangkan usaha yang dipelopori ayahnya. Ia juga sedang belajar uji cita rasa kopi bersama rekan seusianya di Klaster Klub Arabika, yang berada di Simpang Teririt, Bener Meriah.

"Saya punya keinginan, bagaimana disiplin ilmu saya tentang kondisi psikologi seseorang bisa dikaitkan dengan kopi. Hanya saja saat ini saya kekurangan literatur. Semoga saja ini bisa terwujud, setelah saya meneruskan pascasarjana nanti," pungkasnya.

Selain itu, dara alumnus Universitas Islam Syarif Hidayatullah ini juga bercita-cita menjadi barista perempuan yang bisa menjuarai World Barista Championship di masa mendatang.

Kompas TV Selepas bangku SMA, Trisa tak langsung kuliah dan memilih jadi barista.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com