Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Hari Operasi "Bom Air" di Gunung Sindoro dan Sumbing

Kompas.com - 14/09/2018, 10:12 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Operasi pemadaman kebakaran menggunakan bom air (water bombing) di gunung Sumbing dan Sindoro, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, segera dilakukan, Jumat (14/9/2018).

Pemadaman menggunakan teknik ini dirasa efektif mengingat luas dan medan lokasi kebakaran yang sulit dijangkau.

Penjabat sementara (Pjs) Bupati Temanggung Sudaryanto, memperkirakan operasi pemadaman di dua gunung "bersaudara" ini akan berlangsung selama 2 hari, sampai Sabtu (15/9/2018).

"Upaya pemadaman dengan water bombing informasinya dua hari selesai, yakni 1 titik di Sindoro dan 5 titik di Sumbing," kata Sudaryanto, di Temanggung, Kamis (13/9/2018) petang.

Baca juga: Sempat Padam, Titik Api Muncul Lagi di Gunung Sindoro dan Sumbing

Helikopter jenis Bolkow 105 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah tiba Temanggung, Kamis (13/9/2018), sekitar pukul 16.30 WIB. Helikopter ini akan membawa air untuk memadamkan api di titik-titik kebakaran.

"Kapasitas air yang bisa diangkut oleh helikopter ini mencapai 500 liter air sekali angkut, diharapkan segera bisa mengatasi kebakaran ini," ujar Sudaryanto, Kamis petang.

Adapun sumber air akan diambil dari di Telaga Menjer, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo karena lokasi mudah dijangkau oleh helikopter. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerinah Kabupaten Wonosobo untuk operasi ini.

Baca juga: 4 Fakta Kebakaran di Gunung Sumbing, Evakuasi Ratusan Pendaki hingga Kendala Pemadaman

“Kami telah berkoordinasi dengan Wakil Bupati Wonosobo untuk meminta izin mengambil air dari Telaga Menjer untuk pemadaman di Sindoro dan Sumbing," jelasnya.

Operator Helikopter Bolkow 105 dari Air Transportation Services (ATS) Endar Apriati, menjelaskan pemadaman menggunakan bom air relatif lebih cepat dibanding dengan manual. Operasi serupa pernah dilakukan di Palembang, Pontianak dan daerah lain.

"Jalur udara lebih efektif dan jangkauan cepat titik air ke titik api. Kapasitas air sekitar 500 liter bisa cepat disebarkan titik-titik kebakaran," katanya.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Temanggung Gito Walngadi, menyebutkan kebakaran yang terjadi sejak sepekan lalu itu telah menghanguskan ratusan hektar kawasan hutan dan savan. Ia merincikan, sementara ini luas lahan yang terbakar mencapai 385,6 hektar di gunung Sindoro dan 393,4 hektar di gunung Sumbing.

"Kerugiannya mencapai Rp 57 juta di Sindoro dan Rp 59 juta di Sumbing, dan kerugian terbesar adalah hilangnya kawasan hutan, padang savana dan vegetasi-vegerasi khas pegunungan," terang Gito.

Hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan apa penyebab dari musibah ini. Adapun upaya penyelidikan hanya bisa dilakukan oleh pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com