Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2018, 13:38 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Kebakaran hutan di lereng Gunung Sindoro, perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah, belum berhasil padam sejak Jumat (7/9/2018) lalu.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Temanggung Gito Walngadi menyebutkan, luas lahan yang terbakar mencapai sekitar 245,1 hektar, yang ditumbuhi beragam vegetasi berupa savana, akasia decuren, bintami, puspa dan sowo.

"Kebakaran ini menjadi kerugian bagi alam hayati di Gunung Sindoro," ujar Gito, Selasa (11/9/2018).

Baca juga: Kebakaran Hutan di Gunung Sumbing Meluas hingga Magelang

Gito merincikan, kebakaran telah menghanguskan lahan di petak 10-1 (Desa Tlogowero, Kecamatan Bansari) seluas 60 hektar, petak 10-2 (Desa Giripurno, Kecamatan Ngadirejo) seluas 41 hektar, petak 10-3 (Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo) seluas 37 hektar, dan petak 10-4 (Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo) seluas luas 28,1 hektar.

Kemudian, di petak 10-6 (Desa Tuksari, Kecamatan Bansari) seluas 10,5 hektar, petak 10-7 (Desa Jeketro,Kecamatan Kledung) seluas 15 hektar, petak 10-9 (Desa MranggenKidul, Kecamatan Bansari) 6,0 Ha, dan petak 10-10 (Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo) 20 hektar.

Lalu di petak 10-11 (Desa Bansari, Kecamatan Bansari) 5 hektar, petak 10-12 (Desa Mranggen Tengah, Kecamatan Bansari) 6,5 hektar dan petak 10-16 (Desa Giripurno, Kecamatan Ngadirejo) 16 hektar.

Gito mengakui, upaya pemadaman cukup sulit dilakukan mengingat medan menuju lokasi yang terjal, dekat dengan puncak gunung Sindoro. Ditambah lagi, suhu udara yang panas disertai angin kencang menyebabkan api sulit dikendalikan.

Vegetasi yang kering juga menyebabkan api mudah sekali meluas, bahkan sudah mengarah ke tenggara, masuk wilayah Desa Kwadungan Gunung dan ke selatan, ke wilayah Desa Kledung, Kecamatan Kledung.

Baca juga: Kebakaran Hutan, Jalur Pendakian Gunung Sindoro Ditutup

Pihaknya telah mengerahkan personel dan bergabung dengan instansi lain, masyarakat dan relawan untuk melakukan pemadaman api dengan cara manual.

Selain menggunakan gepyok (kayu sederhana), mereka juga membuat ilaran atau penyekatan kawasan hutan secara melingkar supaya api tidak tambah meluas.

"Upaya pemadaman dengan membuat ilaran ini dilakukan karena lokasinya berada di dekat puncak dan dengan kondisi tanah yang miring,” ujarnya.

Beruntung, saat kebakaran terjadi tidak ada pendaki maupun masyarakat yang melakukan aktivitas di puncak gunung Sindoro. Namun demikian, seluruh jalur pendakian ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan. 

Kompas TV Berdasar data di 3 jalur pendakian melalui Candi Cetho, Cemoro Kandang serta Cemoro Sewu, Magetan tercatat ada 200 pendaki.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com