Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Ahli Geologi soal Tanah Ambles di Sukabumi

Kompas.com - 10/09/2018, 12:53 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com — Fungsional Perekayasa Utama Geologi Rustam menyebutkan, penyebab terjadinya tanah ambles di Kampung Legoknyenang, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diakibatkan adanya terowongan tanah tanpa konstruksi yang melintas tepat di bawah lubang amblesan.

"Penyebabnya terowongan tanah, terowongan itu tanpa konstruksi penguat pada dinding dan atapnya," ujar Rustam di Gedung Geologi, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/9/2018).

Menurutnya, lokasi titik amblesan terletak di atas terowongan tanah yang dialiri air terowongan tersebut berukuran panjang kurang lebih 50 meter dengan tinggi mulut terowongan 3,2 meter, lebar 2,5 meter, melintas dari arah barat laut menuju tenggara, yaitu Sungai Cigalunggung.

Adapun kedalaman pada ujung barat laut, yakni tempatnya masuk air, sedalam 6 meter. Sementara kedalaman pada ujung tenggara atau tempat keluarnya air kurang lebih 10 meter di bawah permukaan tanah.

"Dinding terowongan tanah tersebut sedikit demi sedikit tergerus aliran Sungai Cigalunggung. Akibatnya, rongga bawah tanah semakin membesar dan tidak kuat menahan beban tanah di atasnya yang mengalami penambahan tingkat kejenuhan tanah akibat mulai turunnya hujan," ujar Rustam.

Baca juga: Tanah yang Ambles di Sukabumi Berkarakter Lapuk

Sebelumnya diberitakan, amblesan tanah tersebut terjadi pada lahan sawah atau lahan basah. Lubang tanah ambles itu berbentuk oval dengan dimensi panjang 6,5 meter, lebar 4 meter, dengan kedalaman 6 meter.

Adapun elevasi permukaan tanah lokasi amblesan sendiri berada di 774,3 mdpl dengan kemiringan lereng sekitar 15 persen.

Berdasarkan peta geologi regional lembar, lokasi amblesan berada pada formasi batuan Gunung Api Gede yang tersusun dari litologi breksi tufan dan lahar, andesit dengan oligoklas-andesin, piroksin, dan banyak sekali hornblende. Teksturnya seperti trakhit, umumnya lapuk sekali.

Baca juga: Ada Terowongan Air di Bawah Tanah Ambles Berbentuk Lubang di Sukabumi

Berdasarkan pengamatan di lapangan, kejadian pada tanah lapukan batuan gunung api berupa pasir tufaan, dengan karakteristik tanah lapuk berwarna kuning kecokelatan, kurang padu, agak gembur, karena penggunaan lahan di atasnya berupa sawah, maka tanah tersebut jenuh air.

Kompas TV Antrean sepanjang 1 km terjadi pada kendaraan roda empat hingga kendaraan besar seperti truk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com