Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prayascita Gumi, Upacara Bersih Bumi Ribuan Umat Hindu di Lombok

Kompas.com - 08/09/2018, 06:49 WIB
Fitri Rachmawati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Sekitar 50.000 umat Hindu di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar upacara Prayascita Gumi atau upacara bersih bumi pada Jumat (7/9/2018) sore.

Upacara ini dilakukan untuk mengharapkan ketenangan dan berkah dari alam semesta atau buana agung. 

Pantauan Kompas.com, para peserta upacara memadati sepanjang jalan Cakranegara, Kota Mataram, Lombok. 

Mereka berdoa supaya dampak buruk bencana gempa bumi menghilang dan kembali tercipta keseimbangan antara manusia dan alam semesta di Lombok. 

“Upacara ini kami adakan untuk mengembalikan keseimbangan kehidupan umat manusia dengan alam semesta, jadi upacara ini sangat penting bagi kita semua yang percaya pada kebesaran Sang Hyang Widi Wasa,” kata Ida Pedande Karta, tokoh agama Hindu Lombok, dihadapan umat Hindu yang hadir.

Baca juga: 5 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Pengungsi Terserang ISPA hingga Soal Dana Kemanusiaan

Dia juga mengingatkan bahwa bencana yang dialmi adalah kehendak Tuhan, dan manusia harus belajar membersihakan diri dari segala hal buruk dalam diri mereka selama ini.

Dalam kekhusyukan mereka yang memadati simpang empat Cakranegara, mereka khusyu menyatukan hati mencurahkan seluruh doa pada Sang Hayng Widi Wasa atau Tuhan penguasa alam semesta.

Ketua panitia upacara Prayascita Gumi, Anak Agung Ketut Agung Oka Karta Wirya mengatakan, bahwa upacara bersih bumi yang dilakukan oleh seluruh umat Hindu di pulau Lombok, sebagai bentuk kecintaan umat Hindu pada Tuhan penguasa alam semesta.

Tuhan penguasa semesta telah memberikan ujian dan harus dilalui dengan lapang dada. Diharapkan bencana akan segera berlalu sehingga ketenangan kembali muncul seperti sedia kala. 

Baca juga: 4 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Kekurangan Air Bersih hingga Bantuan Prabowo

“Inilah yang kita harapkan dari upacara ini, semua umat manusia bersih dan bisa menjalankan kehidupan mereka menjadi lebih baik, bencana alam yang mereka hadapi, akan segera berlalu dan kehidupan akan terus berlanjut,” kata Wirya.

Dalam rangkaian upacara Prayascita Gumi, umat Hindu juga mengumpulkan sumbangan untuk korban gempa di sejumlah wilayah di pulau Lombok.

Mereka berhasil mengumpulkan Rp 68 juta rupiah, untuk diserahkan pada korban gempa yang kehilangan rumah mereka dan hidup dalam tenda-tenda pengungsian.

Berburu caru, air sudi dan benang hitam

Upacara Prayascita Gumi, di Kota Mataram, Lombok, Jumat sore (7/9/2018). Dalam upacara ini umat Hindu percaya bahwa pembersihan bumi akan membawa kebaikan. KOMPAS.com/FITRI R Upacara Prayascita Gumi, di Kota Mataram, Lombok, Jumat sore (7/9/2018). Dalam upacara ini umat Hindu percaya bahwa pembersihan bumi akan membawa kebaikan.
Selepas upacara, umat Hindu peserta upacara mengharapkan membawa pulang caru atau butiran beras yang telah disucikan. Mereka juga membawa air suci untuk disimpan di rumah sebagai penjaga hidup mereka dan keluarga agar terhindar dari mara bahaya saat bencana sewaktu-waktu datang.

“Saya memburu caru ini untuk medapatkan keselamatan dan ketenangan dalam hidup saya dan keluarga, saya akan bawa pulang dan syukurlah saya bisa mendapatkannya usai upacara ini,” kata I Gusti Mangku Nyoman Oka, warga Suranadi, Lombok Barat, pada Kompas.com.

Untuk mendapatkan caru ini, mereka harus berjuang dan berebut, sebagian saling berbagi. Namun semua peserta upacara baik yang kebagian caru ataupun yang tidak kebagian tetap membawa air suci demi ketenangan hidup mereka dan keluarga.

“Saya tidak mendapatkan caru, tapi saya dapat benang hitam dan air suci. Benang hitam ini akan saya ikat di tangan untuk pelindung saya dan keluarga. Air suci untuk menhaga kami agar terhindar dari hal hal buruk,” katanya Dewa Suparta, salah satu warga Kota Mataram.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com