Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Pertanian di Sulawesi Selatan Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Kompas.com - 07/09/2018, 16:58 WIB
Hendra Cipto,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.comSektor pertanian di Sulawesi Selatan tidak terpengaruh oleh lemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Hal tersebut disampaikan Kepala Biro Protokol dan Humas Pemerintah Provinsi Sulsel, Devo Khadafi saat dikonfirmasi, Jumat (7/9/2018) siang.

Menurut Devo, perekonomian di Sulsel masih normal meski dolar menguat terhadap seluruh mata uang Asia.

“Perekonomian di Sulsel masih normal, karena pondasinya dari sektor pertanian. Sehingga, tidak terlalu berdampak pada perekonomian di Sulsel. Berbeda dengan daerah lain yang basisnya industri, jelas akan berdampak pada kenaikan dolar,” katanya.

Baca juga: Rupiah Melemah, Ukuran Tahu dan Tempe Pun Terpaksa Dikurangi

Devo mengungkapkan, mata uang rupiah yang ada di masyarakat tetap mengalami perputaran di sektor perdagangan. Dengan demikian, mata uang asing tidak terlalu mempengaruhi mata uang rupiah di Sulsel.

“Jadi perputaran uang di tingkat pedagang kaki lima, pengusaha-pengusaha kecil dan masyarakat Sulsel tetap normal. Sehingga, perputaran mata uang dolar tidak sebesar di daerah-daerah industri seperti di Jawa,” tuturnya.

Baca juga: Rupiah Melemah, Pengusaha Sebut Bisa Bertahan Saja Sudah Bersyukur

Untuk mengantisipasi kenaikan harga dampak kenaikan nilai dolar, kata Devo, Pemprov Sulsel tetap memantau perekonomian. Pemantauan harga-harga terus dilakukan oleh tim Pengendali Inflasi Daerah.

“Jadi sampai saat ini, belum terlihat dampak dari kenaikan nilai dolar. Jika pun ada kenaikan harga, tim Pengendali Inflasi Daerah ini langsung melakukan evaluasi penyebab kenaikan dan langkah-langkah yang akan dilakukannya. Tim masih melakukan pemantauan harga-harga di pasaran,” tambahnya.

Kompas TV Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat terus mengalami pelemahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com