Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim BPJS Telat, Ruang Fisioterapi RSU dr Slamet Garut Sempat Disegel

Kompas.com - 07/09/2018, 16:33 WIB
Ari Maulana Karang,
Farid Assifa

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Karyawan RSU dr Slamet Garut, mulai dari pimpinan hingga tenaga medis, terhitung sejak Maret 2018 belum bisa menikmati tunjangan remunerasi (jasa medik).

Hal ini terjadi karena manajemen RSU dr Slamet Garut terlambat mengklaim BPJS.

"Ada masalah pengklaiman, karena ada perubahan sistem sehingga klaim tidak lancar," jelas Direktur RSU dr Slamet Garut, dr Maskut Farid kepada wartawan, Jumat (7/9/2018) siang.

Tagihan BPJS RSU dr Slamet Garut sendiri, menurut Maskut, rata-rata sebulannya bisa mencapai hingga Rp 10 miliar. Saat ini, pihaknya tengah memproses pencairan untuk bulan Maret. Setelah itu, baru penagihan untuk bulan-bulan berikutnya hingga Agustus.

Selain karena perubahan sistem, Maskut mengakui keterlambatan klaim BPJS juga terjadi karena kekurangan SDM di rumah sakit dan rusaknya server. Namun, saat ini hal tersebut telah diperbaiki dengan cara menambah SDM dan menambah server menjadi dua unit.

Namun, soal keterlambatan klaim BPJS ini, menurut Maskut, adalah hal yang biasa terjadi setiap tahun. Makanya, pembayaran proyek-proyek pembangunan di RSU dr Slamet Garut juga sering tertunda, termasuk pembayaran remunerasi (jasa medis) bagi para karyawannya.

Baca juga: [FAKTA] Surat RS soal Honor Dokter Telat karena BPJS Belum Bayar Klaim

Saat ini saja, Maskut mengakui para karyawannya belum menerima remunerasi sejak bulan Maret. Selain itu, pembayaran proyek pembangunan pun ikut tertunda hingga pada Kamis (6/9/2018) sempat ada pelaksana proyek di RSU menyegel ruangan fisioterapi karena pekerjaannya belum dibayar.

"Ruangan disegel jam 2 siang, setelah pelayanan selesai, malam harinya sudah dibuka lagi, jadi tidak sampai mengganggu pelayanan," katanya.

Penyegelan ini, menurut Maskut, terjadi karena pelaksana proyek belum mendapatkan pembayaran proyek senilai Rp 200 juta dari rumah sakit. Sebab, RSU juga bergantung pada pembayaran klaim BPJS.

Asep D Maman, Ketua Komisi D DPRD Garut yang membidangi masalah kesehatan menyesalkan adanya keterlambatan klaim BPJS dari RSU dr Slamet Garut. Sebab, dampaknya cukup besar, dari mulai pembayaran proyek yang tertunda hingga pembayaran hak-hak karyawan.

Soal alasan pihak RSU yang menyebutkan adanya perubahan sistem klaim, menurut Asep, harusnya hal itu bisa lebih mempermudah dan mempercepat pelayanan.

"Rumah Sakit Guntur dan Nurhayati tidak ada masalah dengan klaim, yang ada masalah hanya RSU dr Slamet saja," katanya kepada wartawan, Jumat (7/9/2018) di kantornya.

Asep juga mengakui telah mendengar soal adanya pemborong yang menyegel ruangan fisioterapi di RSU dr Slamet Garut pada Kamis (6/9/2018).

Baca juga: Viral Surat RS soal Honor Dokter Telat, Ini Tanggapan BPJS Kesehatan

Makanya, Jumat (7/9/2018) pihaknya telah memanggil manajemen RSU. Namun direktur RSU tidak memenuhi panggilan. Pertemuan pun diundur hingga Senin mendatang.

Asep melihat, keterlambatan klaim BPJS dari RSU dr Slamet Garut ini menjadi bahan evaluasi bagi DPRD Garut setelah RSU dr Slamet Garut ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum (BLU).

"Ini jadi PR juga buat kami, apakah manajemennya belum siap mengelola atau menjadi BLU, padahal katanya sudah dapat penghargaan bintang lima, tapi pelayanannya belum baik," katanya.

Kompas TV Keterbatasan dana dari yayasan pemadam kebakaran menjadi alasannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com