SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut mengomentari meroketnya mata uang rupiah terhadap dollar AS yang hampir mencapai Rp 15.000.
Hal tersebut disinggung saat menyampaikan program kerja tahun 2018-2023 di Semarang, Kamis (6/9/2018).
Ganjar meminta penggunaan mata uang asing dalam setiap transaksi dikurangi. Hal itu salah satunya karena impor bahan baku perusahaan tekstil asal Jawa Tengah cukup tinggi.
"Kita mendorong untuk meminimalkan mata uang asing," kata Ganjar.
Pria 49 tahun ini mengatakan, lantaran rupiah melemah, pemerintah akan mendorong produk-produk lokal dapat menembus pasar ekspor.
"Sekarang harus didorong agar produk lokal bisa diekspor. Kekuatan impor tidak bisa ditahan ketika kita tidak bisa memproduksi sendiri. Maka, kita coba mengatur ulang, salah satunya dengan mengimbangi produk dalam negeri untuk ekspor," tandasnya.
Baca juga: Ganjar Pranowo Pertanyakan Maksud Gerakan #2019GantiPresiden
Ia mencontohkan, kopi asal Jawa Tengah mulai menembus pasar luar seperti Korea Selatan dan sebagainya.
Komoditas kopi dan komoditas lain berpeluang dikirim keluar jika didorong dengan baik.
"Kopi kita bagus, tekstil bahan dasar oke, tapi kalau sudah jadi diekspor juga bagus," tambahnya.
Baca juga: Ganjar: Tidak Ada Program Kerja 100 Hari
Mata uang rupiah belakangan terus melemah hingga hampir mencapai Rp 15.000 per 1 dollar AS. Hal itu turut menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak.