Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Bantah Banyak Begal di Jawa Barat Khususnya Bandung

Kompas.com - 06/09/2018, 15:57 WIB
Agie Permadi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto membantah maraknya kejadian begal di Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung.

Pasalnya selama ini, pihaknya mengintruksikan jajarannya meningkatkan patroli untuk mengantisipasi kejahatan jalanan di Jawa Barat khususnya di Kota Bandung.

"Kalau marak, enggak, ini kejadian begal ya. Tapi kalau dulu pernah. Beda ya curas (pencurian dengan kekerasan), dan curat (pencurian dengan pemberatan)," jelas Agung di Kota Bandung, Kamis (6/9/2018).

Agung menjelaskan, berdasarkan data, kejahatan jalanan menurun hingga 20 persen. Apalagi saat Asian Games, justru menurun.

Baca juga: Polisi Tembak Mati Begal yang Menewaskan Mahasiswi di Bandung

 

"Satu hari di Polda jabar, seluruh Jabar itu dulu 70-80, selama Asian Games 50, berarti turun signifikan. Hanya ini (kasus begal mahasiswi) menonjol karena caranya melakukan sadis, maka polisi atensi untuk ungkap," tuturnya.

Penurunan kejahatan saat Asian Games, sambung dia, mencapai 20 persen. Salah satunya disebabkan ditingkatkannya patroli. 

"Artinya ada pengaruhnya kegiatan preventif penjagaan maksimal bisa menurunkan gangguan Kamtibmas," ungkapnya.

Sebelumnya, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema mengatakan, untuk mengantisipasi aksi kejahatan jalanan, kegiatan preventif seperti patroli gabungan digelar di titik-titik rawan kejahatan. Selain itu, jaringan informasi di masyarakat pun diperkuat.

Berdasarkan data anatomy of crime, lanjut dia, ada sejumlah titik rawan yang menjadi atensi.

"Yang menjadi atensi Pasopati, Antapani, Arcamanik, Jalan Jakarta, dan lainnya. Tapi bukan berarti titik lain kita abaikan. Kita akan pemerataan lokasi untuk dilakukan kegiatan preventif dan juga razia," ungkapnya.

Baca juga: Ini Strategi Polrestabes Bandung Tekan Aksi Begal

Patroli gabungan yang dilengkapi lampu rotator pun kembali digelar guna mengantisipasi tindakan kejahatan jalanan seperti pencurian dengan kekerasan (curas).

"Kita akan laksanakan lagi, prinsipnya kita lakukan langkah preemtif dan preventif," tuturnya.

Adapun tindakan pencurian dan kekerasan ini, sambung Irman, rata-rata terjadi dini hari hingga pagi hari.

Bahkan pelaku bisa saja menganalisa kegiatan korbannya, terutama korban perempuan yang berkegiatan di tengah malam.

"Itu perlu diantisipasi, karena kemanapun jalannya, sekiranya ada niatan dan kesempatan, bisa saja terjadi (curas). Kita imbau masyarakat tetap waspada dan menjadi polisi bagi dirinya sendiri," jelasnya.

Kompas TV Dari tangan pelaku, polisi menyita telepon seluler milik korban dan motor yang digunakan pelaku untuk membegal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com