Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemulihan Lahan Terbakar di Kawasan Bromo Akan Dilakukan secara Alami

Kompas.com - 06/09/2018, 12:34 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Lahan hangus akibat kebakaran yang terjadi pada Sabtu (1/9/2018), di kawasan padang rumput atau sabana dekat Gunung Bromo, akan dibiarkan pulih secara alami.

"Memang dibiarkan tumbuh alami. Karena kalau mau menanam di taman nasional harus di zona rehabilitasi, tidak sembarangan menanam," ucap Penyuluh Kehutanan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Birama Terang Radityo, kepada Kompas.com pada Kamis (6/9/2018).

Birama melanjutkan, proses pemulihan semacam itu dilakukan berdasarkan prinsip pengelolaan taman nasional yang selama ini dilakukan.

"Karena pada prinsipnya, pengelolaan di taman nasional mengupayakan minimalisasi mengubah keaslian ekosistem yang ada," ujarnya.

Hal ini berangkat dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Kriteria Zona Pengelolaan Cagar Alam, Suaka Marga Satwa, Taman Hutan Raya, dan Taman Hutan Alam.

Baca juga: Butuh Satu Bulan untuk Pulihkan Sabana Gunung Bromo yang Terbakar

Suasana Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terlihat dari bukit Metigen, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (7/6/2018). Taman nasional yang secara administratif meliputi Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang yang ditetapkan sejak 1982 dengan luas wilayah mencapai 50.276,3 hektare itu menjadi salah satu tujuan wisata andalan Indonesia yang dikunjungi wisawatan domestik dan mancanegara.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Suasana Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terlihat dari bukit Metigen, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (7/6/2018). Taman nasional yang secara administratif meliputi Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang yang ditetapkan sejak 1982 dengan luas wilayah mencapai 50.276,3 hektare itu menjadi salah satu tujuan wisata andalan Indonesia yang dikunjungi wisawatan domestik dan mancanegara.

Salah satu kegiatan yang diperkenankan untuk dilakukan di zona-zona taman nasional adalah pembinaan habitat dan populasi dalam rangka mempertahankan keberadaan populasi hidupan liar.

Proses pemulihan lahan terbakar yang dilakukan secara alami dapat memakan waktu hingga dua bulan, tergantung pada cuaca di lokasi.

"Sebulan sampai dua bulan kalau kemarau, tapi kalau hujan seminggu sudah hijau lagi," ucap Birama.

Baca juga: Kebakaran Sabana Gunung Bromo Diduga Akibat Ulah Warga

Perugas terlihat berjibaku memadamkan api yang melalap padang sabana Bromo.KOMPAS.com/Ahmad Faisol Perugas terlihat berjibaku memadamkan api yang melalap padang sabana Bromo.

TNBTS, khususnya kawasan sabana Bromo merupakan titik rawan kebakaran lahan di tiap musim kemarau. Berdasarkan keterangan Birama, dalam lima tahun terakhir, hanya pada 2016 tidak terjadi kebakaran lahan di titik ini.

Untuk itu, petugas dari TNBTS selalu mengaktivasi kegiatan patroli khusus kebakaran hutan jika musim kemarau tiba.

Terakhir, kebakaran lahan yang terjadi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), tepatnya di padang rumput atau sabana dekat Gunung Bromo, kobaran api diketahui sejak Senin (1/9/2018) sudah berhasil dipadamkan seluruhnya pada Senin (3/9/2018).

Salah satu faktor yang menyebabkan api sulit dikendalikan, karena adanya angin besar yang menyapu kawasan tersebut sepanjang musim kemarau seperti sekarang ini. Hal itu menyebabkan api dengan cepatnya meluas dan membakar lahan disekitarnya.

"Angin ini sebenarnya yang bikin kita kuwalahan ketika kebakaran. Cepat meluas apinya," kata Birama.

Kompas TV Selain mengancam kesehatan warga, kondisi ini membuat jarak pandang warga menjadi terganggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com