Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Serpihan Peluru Ditemukan di Korban Penembakan Misterius di Pasteur Bandung

Kompas.com - 03/09/2018, 23:43 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Doddy Tavianto menemukan tiga serpihan peluru di leher pasien Hani (21), korban penembakan oleh orang tak dikenal di sekitar perempatan lampu merah Pasteur, Bandung, Jawa Barat, Jumat (31/8/2018) lalu.

Serpihan tersebut ditemukan dalam operasi yang dilakukan selama lima jam pada Jumat sekitar pukul 22.00 WIB hingga Sabtu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.

"Ditemukan serpihan proyektil peluru sebanyak tiga dengan ukuran 3 milimeter," ungkap Dody di RSHS Bandung, Senin (3/9/2018).

Dijelaskan, ada tiga lubang ditemukan di tubuh korban. Pertama di leher bagian belakang, lalu di leher kanan samping, dan ketiga di atas tulang belikat kanan.

"Tapi yang lubang di belikat itu diakibatkan oleh pecahan kaca," ujarnya.

Serpihan peluru itu bersarang sedalam 2 centimeter di leher belakang korban.

"Apabila orang normal itu permukaan kulit leher ke tulang itu 5 centimeter, nah peluru itu menembus sedalam 2 centimeter, dan kalau menembus itu bisa berbahaya," jelasnya.

Baca juga: Korban Penembakan Misterius di Pasteur Bandung Mulai Siuman

Lebih lanjut Doddy menjelaskan, dalam operasi tersebut, tim bedah operasi yang terdiri dari dokter saraf dan anastesi melakukan sayatan di lubang yang terdapat di leher pasien.

"Di daerah itu kita jumpai tiga pecahan peluru. Kini lukanya sudah dibersihkan di area tersebut," jelasnya.

Tak hanya itu, tim dokter pun menemukan ada keretakan di ruas tulang leher keenam korban.

"Jadi tulang leher itu ada tujuh, nah fraktur (keretakan) ini ditemukan di tulang leher keenam pasien, fraktur inilah yang menyebabkan tekanan darah dan detak jantung pasien rendah," jelas Doddy.

Doddy menjelaskan bahwa tulang leher yang biasa dikenal sumsum ini merupakan pusat pengendali darah dan jantung, pengendali saraf tangan dan kaki.

"Itulah mengapa pasien sempat dilarikan ke ICU dan diberikan bantuan nafas, karena kerusakan pada ruas tulang leher keenam bisa mempengaruhi otot pengawasan ditakutkan pada pernafasan, makanya diberikan bantuan pernafasan," terangnya.

Sebelumnya diberitakan, Hani merupakan korban penembakan oleh orang tak dikenal di sekitar perempatan lampu merah Pasteur.

Baca juga: Mengungkap Fakta di Balik Penembakan di Simpang Pasteur Bandung

Hani ditembak dari dari belakang dengan jarak 100 meter dari perempatan tersebut. Peluru itu melesat menembus kaca belakang Avanza silver dan pecah menembus tempat duduk korban.

Akibatnya, korban sempat kritis lantaran peluru mengenai tulang sumsum leher belakang dan menyebabkan tekanan darah dan jantung melemah serta menganggu gerak tangan dan kaki.

Kompas TV Aiptu Dodon, anggota PJR wafat setelah dirawat 3 hari di RS Polri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com