Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Arif Nurdiansah
Peneliti tata kelola pemerintahan

Peneliti tata kelola pemerintahan pada lembaga Kemitraan/Partnership (www.kemitraan.or.id).

Berjuang di Tanah Tergenang

Kompas.com - 03/09/2018, 20:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tidak hanya itu, perempuan juga rentan mengalami gangguan kebersihan organ reproduksi sebagai dampak dari sanitasi dan air bersih di rumah payah, mudah terserang flu dan demam karena kelelahan, serta masih banyak lagi.

Diskusi menghasilkan beberapa alternatif cara advokasi, salah satunya dengan bergerak secara bersama-sama di dunia maya, dan berharap para pengambil kebijakan di level nasional dan provinsi tahu dan mau membantu. Bukan hanya menghentikan air agar tidak tergenang, tetapi juga menyelesaikan semua dampak ikutannya.

Sadar tidak dapat dilakukan sendiri, dia bertemu dengan banyak komunitas. Ada pecinta sungai, penerbang drone, akademi berbagi, kelompok perempuan kepala keluarga, kumpulan mahasiswa, pecinta pariwisata, fotografi, blogger, instagram, komunitas batik, perupa, sketser serta komunitas-komunitas lain di sekitarnya. Mereka banyak berdiskusi dan saling membagi informasi.

Mereka sama terkejutnya. Anggota komunitas kaget karena baru menyadari bahwa kotanya terancam tenggelam, sementara dia terkejut karena hampir setengah kotanya sudah tergenang dan komunitas-komunitas ini masih tetap diam dan tenang.

Satu-dua kali bertemu untuk berdiskusi menyamakan persepsi. Rencana berhasil disusun bersama antara dia yang merupakan korban dan anggota komunitas yang rata-rata berusia suatu generasi di bawahnya. Kesepakatan terjadi, mereka ingin bersama-sama berjuang di tanah tergenang.

Rencana aksi kampanye banjir rob disusun dan sepakat segera dilakukan dengan cara-cara yang lebih kekinian, menargetkan kaum milenial yang dikenal cukup aktif di media sosial. Membuat video dokumenter, meme, parodi, video drone, foto, tulisan, dan doodle art yang akan disebarkan melalui Instagram, Facebook, Youtube dan Twitter.

Semakin viral, harapannya semakin besar kemungkinan kondisinya dilihat dan diperhatikan oleh para pengambil kebijakan. Sama seperti Lalu Muhammad Zohri, sprinter asal Nusa Tenggara Barat yang diundang ke Istana setelah namanya viral di dunia maya.

Apalagi, pemerintah saat ini fokus pada pembangunan yang bertujuan untuk menyejahterakan, masa tega membiarkan warganya kesusahan melawan genangan. Karena jika tidak, para ahli telah memprediksi kurang lebih 10 tahun nanti, seluruh Pekalongan akan tergenang.

Semoga itu tidak akan pernah terjadi, demi masa depannya dan si buah hati.

Dia berharap perjuangannya kali ini menjadi yang terakhir dan segera menemukan titik terang. Ia bersama komunitas dan mengharap bantuan dari para netizen untuk memviralkan data, informasi, serta kondisi yang sedang dihadapi menggunakan tagar #Akurindudaratan #Rindudaratan #Akukudupiye #Savepekalongan.

Hari ini, optimisme sekali lagi terbangun. Ada dua hal yang dapat diambil pelajaran. Pertama, saat data dan informasi disebarkan, banyak orang ikut tergerak bersama-sama berjuang.

Kedua, berkumpul bersama komunitas memberinya makna berjuang yang baru, dari sekadar beras, baju dan uang, menjadi bersama berjejaring untuk tidak lagi tergenang.

Kepada pemerintah dan semua warga negara, perjuangan ini dia tujukan. Kepada Tuhan, doa tidak henti-hentinya dipanjatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com