Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di Sragen Rela Jalan Kaki 2 Kilometer untuk Dapatkan Air Bersih

Kompas.com - 31/08/2018, 18:35 WIB
Labib Zamani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SRAGEN, KOMPAS.com - Kekeringan melanda Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, sejak empat bulan terakhir.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga harus rela berjalan kaki ke sumur yang berada di area persawahan berjarak sekitar dua kilometer dari tempat tinggal mereka.

"Ada sumur di area persawahan. Tapi jaraknya dari sini (Dukuh Kowang) sekitar dua kilometer," kata Doto (60), warga RT 006/ RW 003, Dusun Kowang, kepada Kompas.com, Jumat (31/8/2018).

Doto mengatakan, setiap dua hari ia harus mengambil air bersih di sumur tersebut. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga untuk keperluan ternaknya.

Ia berjalan kaki sambil memikul dua ember berukuran 10 liter menggunakan bambu untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

"Saya gunakan untuk keperluan memasak, minum, mandi dan ternak. Saya punya tiga ekor sapi di rumah. Jadi dua hari sekali harus ambil air ke sumur," terang dia.

Selain memanfaatkan air dari sumur, Doto menuturkan pernah membeli air bersih dari penjual air bersih di kawasan Sumberlawang. Sebanyak 1.000 liter air bersih dia beli dengan harga Rp 50.000 - Rp 60.000.

Baca juga: 9 Desa di Karawang Dilanda Kekeringan, Setiap Hari Dikirim 25.000 Air Bersih

Warga lain, Lasini (52) menambahkan, kekeringan sudah menjadi langganan Dusun Kowang setiap musim kemarau. Air sumur miliknya yang menjadi andalan sehari-hari kering karena tidak turun hujan.

"Sumur pada kering. Ada satu sumur di area persawahan yang airnya tidak kering. Tapi jaraknya dari rumah cukup jauh," beber dia.

Selain mengandalkan air sumur di area persawahan, sambung Lasini, setiap Minggu sekali ada kiriman bantuan air bersih dari PDAM Sragen ke Dusun Kowang.

Saat bantuan air bersih datang, Lasini mengaku bisa membawa beberapa ember untuk menampung air bersih.

"Sudah 10 kali ada bantuan kiriman air bersih ke sini. Saya bersyukur ada bantuan seperti ini," ucap dia.

Sementara itu, Ketua RT 006 Dukuh Kowang, Ruyamto mengatakan, ada 58 kepala keluarga (KK) di Dukuh Kowang. Sejak kekeringan melanda, warga memanfaatkan sumber air bersih dari sumur di area persawahan dan bantuan.

"Sejak kekeringan melanda sumur warga pada kering. Ada sumur di area persawahan yang airnya masih keluar. Tapi jaraknya dua kilometer dari sini," imbuh dia.

Baca juga: Kisah di Balik Kekeringan, Warga Rela Menunggu Air Sisa Telaga

Ruyamto mengungkapkan, kekeringan tidak hanya terjadi di Dukuh Kowang. Tetapi beberapa dusun di sekitar Kowang, seperti Dusun Sendang Sono, Dusun Dampalan, Dusun Sigit, Dusun Sendang Bulus, Dusun Ngaasinan, dan Dusun Jurang Gandul.

"Kekeringan yang paling parah melanda Dusun Kowang. Karena warga yang punya sumur sendiri bisa dihitung. Selama ini, warga mengandalkan bantuan air sama sumur di area persawahan itu," kata Ruyamto.

Kompas TV Lantaran seluruh sumber mata air termasuk embung desa yang dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan sehari hari seluruhnya mengering.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com