Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Akui Suara Kader di Akar Rumput Pecah

Kompas.com - 28/08/2018, 15:30 WIB
Andi Hartik,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Mahyudin mengakui bahwa suara Golkar tidak seluruhnya akan menjadi suara bakal pasangan calon Joko Widodo - Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019 mendatang. Meskipun Partai Golkar sejak awal sudah mengusung Jokowi supaya maju untuk periode keduanya.

Menurutnya, ada sebagian kader Golkar di akar rumput yang memiliki pandangan yang berbeda. Hal itu dinilai wajar karena menurutnya setiap partai politik tidak akan bisa mengendalikan kadernya secara keseluruhan.

"Itu lah dinamika politik, semua partai politik pasti seperti itu. Karena semua partai politik tidak mungkin bisa mengendalikan seluruh kadernya. Pada akhirnya kadernya punya pilihan sendiri," katanya di Kota Batu, Jawa Timur, Selasa (28/8/2018).

Baca juga: Fadel Muhammad Sebut Golkar Pecah karena Jokowi Gandeng Maruf Amin

Politisi yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI itu menilai, pemilihan legislatif dan pemilihan presiden merupakan hal yang berbeda. Sehingga wajar jika ada kader Partai Golkar yang memilih pasangan di luar yang diusung oleh partainya.

"Beda pemilihan legislatif sama pemilihan presiden. Pemilihan presiden tergantung individunya, tergantung calonnya. Jadi kalau ditanya apakah Golkar itu diakar rumput, tingkat kader ada yang memilih ke calon lain. Saya sih percaya berdasarkan survei ada, banyak. Ada sekian persen pasti," terangnya.

Mahyudin mengatakan, partainya tidak akan bisa menyatukan pilihan kadernya dalam pemilihan presiden.

"Tidak bisa. Antara orang tua, bapak sama anak. Bapak saja tidak bisa mengendalikan anaknya. Apakah anaknya di TPS nyoblos siapa tidak bisa," jelasnya.

Karenanya, petugas partai menurutnya harus lebih giat lagi mengkampanyekan pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin ke seluruh kadernya di akar rumput. Hal itu untuk meminimalisir kader akar rumput yang berbeda pandangan.

Baca juga: 5 Berita Terpopuler Nusantara, Pungli SIM Kapolres Kediri hingga Perpecahan Golkar

"Sekarang kuat - kuatnya partai saja untuk mengkampanyekan calon yang diusung oleh partai, termasuk Golkar. Jadi kalau Golkar mengusung Jokowi, kuat - kuat partai untuk melakukan konsolidasi ke bawah, meyakinkan kader bahwa ini lah yang terbaik bagi Partai Golkar maupun kepentingan bangsa dan negara," paparnya.

Kendati demikian, Mahyudin menegaskan bahwa Golkar secara struktural tetap utuh. Seluruh kader yang menduduki jabatan struktural memiliki sikap yang sama dengan kebijakan partai.

Sebab, pengurus Golkar, baik di pusat maupun di daerah yang tidak sejalan dengan kebijakan partai akan mendapatkan sanksi.

"Tapi kalau ditanya pengurus, apakah terbelah, harusnya tidak. Karena pengurus wajib taat pada aturan mekanisme partai yang diputuskan dalam Rapimnas dan Munas," katanya.

Tidak bisa kendalikan kader

Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR RI Ridwan Hisjam mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, meskipun sudah memutuskan untuk mengusung Jokowi - Ma'ruf Amin, Golkar tidak bisa mengendalikan kadernya untuk memiliki sikap yang sama.

Baca juga: Internal Golkar Pecah, Sebagian Kader Berpotensi Dukung Prabowo-Sandiaga

"Partai sudah menginstruksikan melalui keputusan Rapimnas dan Munaslub memberikan dukungan kepada Joko Widodo untuk dua periode. Sehingga setiap kader Golkar terutama yang ada di struktural itu tertib tidak ada yang menyimpang," kata Ridwan. 

"Kalau terjadi dinamika di masyarakat terutama di simpatisan Golkar bahwa itu kita tidak bisa menginstruksikan. Bagaimana caranya menginstrusikan. Pengurus Golkar saja tidak ada yang bisa memberikan jaminan bahwa akan memilih Jokowi." 

Kompas TV Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato membantah jika ada aliran dana dari korupsi PLTU Riau 1 yang digunakan untuk Munaslub Partai Golkar tahun lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com