Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anak-anak SD yang Bertahun-tahun Belajar di Tengah Banjir Rob di Semarang...

Kompas.com - 27/08/2018, 13:27 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Suara anak-anak di Sekolah Dasar Negeri Tambakrejo 03, Kota Semarang, Jawa Tengah, menggema merdu, Senin (27/8/2018) pagi. Bacaan surat Al-Fatihah bahkan terdengar nyaring hingga halaman sekolah.

Ya, ada 127 anak di kampung tersebut belajar di tengah kondisi bahwa tempat mereka mengenyam pendidikan dasar saban hari terpapar air rob.

Meski dikelilingi air rob, kondisi sekolah dua lantai yang dekat laut Jawa itu masih aktif digunakan sebagai sarana belajar mengajar. Di lantai 1, dari empat ruangan, dua di antaranya masih dipakai.

Baca juga: Kisah Heroik Pelajar SMP di Perbatasan RI-Timor Leste yang Panjat Tiang Bendera

Namun, untuk dapat memasuki dua ruang sekolah itu, anak-anak beserta guru harus melewati jembatan mini terlebih dulu. Jembatan berada tepat di depan pintu. Ruang belajar itu tak punya teras karena di bawah jembatan mini sudah tergenang air.

Kendati demikian, anak-anak tetap terlihat bersemangat, bermain dan belajar di tengah kondisi itu.

Siswa SDN Tambakrejo 03, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, belajar di tengah suasana banjir rob di kawasan tersebut, Senin (27/8/2018)KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Siswa SDN Tambakrejo 03, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, belajar di tengah suasana banjir rob di kawasan tersebut, Senin (27/8/2018)

Kepala SDN Tambakrejo 03 Maria Magdalena Sri Wilujeng mengatakan, kondisi sekolah yang terpapar air rob sudah terjadi selama beberapa tahun terakhir. Pihaknya tetap berusaha menunaikan kewajiban melakukan pendidikan kepada anak.

Baca juga: Kisah Ardi, Siswa SD yang Rela Putus Sekolah demi Merawat Sang Ibu

Ruang sekolah pun dibagi dari kelas 1 sampai 6. Satu ruangan lain dipakai untuk taman kanak-kanak.

"Saya masuk tahun 2016 kondisi sudah seperti ini. Saya kira ini sudah sejak 2005/2006. Tapi tahun 2019, katanya sudah mulai diperbaiki," ujar Wilujeng saat ditemui, Senin (27/8/2018).

Wilujeng mengatakan, ada 127 siswa yang didik di sekolah itu mulai kelas 1-6. Rata-rata tiap kelas diisi oleh 28 siswa.

Wilujeng mengatakan, meski kondisi terbatas, namun prestasi sekolah cukup mentereng. Siswa di sekolah itu kerap berprestasi di tingkat Kecamatan Gayamsari.

"Kalau prestasi sih lumayan ya. Tingkat kota memang belum bisa meraih. Tapi di kecamatan, sudah banyak mendapat prestasi mulai dari Pramuka, hingga menggambar," tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com