Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKSDA Yogyakarta: Hiu Tutul Jantan Seberat 1 Ton Sakit Sebelum Terdampar

Kompas.com - 27/08/2018, 13:21 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta menduga Hiu Tutul yang ditemukan terdampar di Kawasan Pantai Parangkusumo, Bantul, sakit dan terpisah dari kawanannya. Sebab, biasanya mereka hidup berkelompok.

"Kemungkinan sudah sakit jadi dia terdamparnya pukul 05.00 WIB di sini (bagian perut) sudah merah, organ dalamnya juga kemerahan. Mungkin sebelum jam itu sudah sakit dan tergeser sampai pantai. cuma sampai sini saja jam 5," kata dokter hewan dari BKSDA Yogyakarta, drh Yuni Tita Sari seusai memeriksa tubuh ikan itu

Dia mengatakan, jenis ikan ini Hiu Tutul, dan usianya baru sekitar 1 sampai 2 bulan, dengan jenis kelamin jantan. "Dilihat ukurannya masih kecil. Kalau bayi sudah tidak, masuknya balita atau remaja,"ucapnya. 

Baca juga: Tak Segera Dievakuasi, Hiu 1 Ton yang Mati Terdampar Jadi Tontonan Warga

Yuni mengaku sampai saat ini belum mengetahui secara pasti penyebab matinya. "Untuk penyebab pastinya perlu penelitian lebih lanjut, tidak ada luka terbuka. Kemerahan karena gesekan (tubuh dengan pasir). Dari pemeriksaan tidak ada luka luar," imbuh dia.

Sementara,Kepala Polisi Kehutanan Resort Konservasi Wilayah Bantul, sujiyono, menambahkan, mamalia laut sering terdampar pada bulan Agustus. Dia mencontohkan awal bulan lalu di Kulon Progo seekor lumba-lumba mati.

"Biasanya Agustus ada beberapa mamalia yang terdampar," katanya.

Dia mengatakan, hiu tutul termasuk yang dilindungi, seusai Kepmen KP No. 18/2013 Tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu Paus (Rhincodon typus).

Sampai siang tadi masih menunggu koordinasi dengan pihak terkait termasuk DInas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul mengenai bangkai hiu tersebut. 

Baca juga: Ikan Hiu 1 Ton Terdampar di Pantai Parangkusumo, Sempat Hidup Selama 1 Jam

Kompas TV Komunitas Sahabat Penyu Pantai Mampie terus melakukan upaya penyelamatan biota langka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com