Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Kelelahan, Relawan PMI Meninggal di Pengungsian Gempa Lombok

Kompas.com - 24/08/2018, 20:40 WIB
Fitri Rachmawati,
Reni Susanti

Tim Redaksi

LOMBOK UTARA, KOMPAS.com - Seorang relawan Palang Merah Indonesia (PMI), Afni Fastabiqul Strata Utama (26), dilaporkan meninggal dunia, Jumat (24/8/2018) pagi.

Relawan asal Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah ini meninggal saat beristirahat di tenda pengungsian dalam tugas kemanusiaannya di Kecamatan Kayangan, Lombok Utara.

Diduga kuat yang bersangkutan kelelahan mendroping air bersih ke sejumlah titik pengungsian di Lombok Utara.

“Kabar duka ini dari sahabat relawan yang tengah menjalankan tugas kemanusiaannya dalam operasi tanggap darurat gempa Lombok, dan kematiannya adalah mati syahid,” ujar Ridwan Hidayat, Ketua PMI NTB seusai shalat jenazah.

Baca juga: Selamat Jalan Afni, Relawan Gempa Lombok yang Meninggal di Tengah Pengabdian

Puluhan relawan PMI yang juga menjalankan tugas kemanusiaan di sejumlah titik di Lombok menyolatkan dan mengantarkan jenazah Afni Fastabiqul Strata Utama (Tata).

Mereka tak kuasa menahan kesedihan. Air mata menetes, pun saat mereka memberikan penghormatan terakhir dalam shalat jenazah. 

Ridwan Hidayat, Ketua PMI NTB mengatakan, Tata bertugas di Lombok pada 18 Agustus 2018, bergabung dalam tim Water Sanitation Hygiene (WASH).

Almarhum selalu menjadi yang terdepan mengantarkan kebutuhan air bersih bagi pengungsi yang tersebar di sejumlah titik.

Namun nasib berkata lain, Tata meninggal beberapa pekan sebelum tugasnya berakhir di Lombok.

Baca juga: Gempa Lombok, 555 Korban Meninggal, 390.529 Mengungsi

“Almarhum ini adalah relawan sejati. Kalau menurut kami, dia telah melakukan tugas dengan sungguh-sungguh sebagai relawan, tanpa mengenal waktu, pagi,siang,sore dan malam terus bekerja," ungkap Ridwan.

"Almarhum memiliki tugas yang cukup berat. Kenapa berat? karena memang mendistribusikan sesuatu yang sangat dibutuhkan masyarakat terdampak bencana, yaitu air. Almarhum ini bidangnya WASH, ambil air, olah air, dan mendistribusikannya,” tambahnya.

Ridwan menjelaskan, karena volume pekerjaan begitu banyak dan cakupan wilayah yang dilayani luas, Tata tidak memperhatikan waktu.

"Nah ketika kejadian, almarhum istirahat jam 02.00 Wita, ketika dibangunkan sempat merespons. Setelah dibangunkan kembali pukul 07.19 Wita, almarhum sudah tak merespons, kemungkinan almarhum meninggal karena kelelahan,” ucap Ridwan.

Koordinator WASH PMI, Sukri menjelaskan, Jumat (24/8/2018) pukul 06.15 Wita, almarhum sempat dibangunkan rekannya di Dusun Lokorangan, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.

“Kami terbiasa setiap pagi saling membangunkan teman-teman untuk sarapan, bersih-bersih, dan bersiap untuk bertugas. Saat dibangunkan, Tata saat itu masih sadar, tapi ia kembali tidur. Saya pikir mungkin dia masih butuh tidur karena toh hari masih pagi,” jelas Sukri.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com