Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pekerja Relokasi Makam untuk Jalan Tol, dari Menemukan Gigi Emas hingga Kain Kafan Utuh

Kompas.com - 21/08/2018, 08:43 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com — Proses relokasi makam demi menghadirkan Jalan Tol Batang-Semarang terus dikerjakan, terutama di seksi 5 di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Di Kampung Klampisan, Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan, puluhan pekerja membongkar makam, lalu memindahkannya ke lokasi yang baru.

Beragam kisah ditemukan saat proses penggalian dan pemindahan itu. Mereka mengaku menemukan gigi emas hingga tulang jenazah yang masih utuh terbungkus kain kafan.

"Saya kemarin dapat gigi emas. Lalu saya serahkan ke koordinator penggali kubur. Saya tidak berani mengambil barang tersebut, takut kualat,” ujar salah satu penggali kubur, Nasokah, saat ditemui di lokasi makam, Senin (20/8/2018) kemarin.

Selain temuan gigi emas, para penggali kubur juga menemukan benda-benda lain di seputar makam. Selain itu, mereka juga menemukan sejumlah tulang jenazah yang masih utuh tersimpan di dalam kain kafan.

“Kemarin juga saya temukan kain kafan yang masih utuh. Saat saya buka ada yang tinggal tengkorak kepalanya,” ujarnya.

Baca juga: Ribuan Jenazah Dipindahkan demi Tol Batang-Semarang

Hingga Senin (20/8/2018) kemarin, setidaknya sudah 333 jenazah yang dipindahkan ke lokasi pemakaman yang baru. Relokasi pemindahan makam ditarget selesai dalam 30 hari kerja atau sebulan.

Relokasi makam sendiri dikerjakan sejak Rabu (15/8/2018) lalu.

Koordinator Penataan dan Pemindahan relokasi makam Jalan Tol Batang-Semarang, Suyono, menjelaskan, temuan barang-barang saat pemindahan makam bukan hal yang baru. Dimungkinkan masih banyak barang yang tertinggal di area makam yang berusia sekitar 300 tahun itu.

Selain temuan barang, pihaknya juga mengaku menemukan lima jenazah dengan kain kafannya masih utuh. Padahal, kelima jenazah tersebut  dimakamkan sejak 3-5 tahun terakhir.

“Ada lima jenazah yang kain kafannya itu utuh, itu usianya sekitar 3-5 tahun. Kain mori masih bisa diangkat,” ujarnya.

Suyono tidak tahu mengapa sejumlah kain mori tidak rusak meski sudah dikubur selama beberapa tahun. Namun, hal itu, kata dia, mungkin saja terjadi.

“Kain mori itu tidak bau,” ucapnya.

Dalam tiap pemindahan jenazah harus disertai dengan ketelitian. Suyono ingin agar tidak ada jenazah yang tertukar ketika dimakamkan kembali.

“Sebelum pembongkaran ada ritual doa bersama. Dibongkar, lalu dicek lagi,” tambahnya.

Di area makam lama, setidaknya ada 1.100 hingga 1.200 jenazah yang dimakamkan di area seluas 5.300 meter persegi itu. Sebagian besar dari jenazah itu memiliki ahli waris. Mereka mayoritas tinggal di Klampisan dan kampung tetangga.

Baca juga: Pemindahan Ribuan Jenazah untuk Tol Batang-Semarang Ditarget Selesai 1 Bulan

Untuk proses pemindahan, pihak paguyuban makam menerjunkan puluhan pekerja. Ada yang bertugas membongkar liang lahat hingga memindahkannya ke tempat yang baru. Luas areal pemakaman yang baru berjarak 50 meter dari lokasi pemakaman yang lama.

Di tempat yang baru, luas makam mencapai 12.000 meter persegi.

Kompas TV Tiang penyangga jembatan Kalikuto, Kendal, Jawa Tengah mulai diperbaiki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com