Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Jangan Percaya Hoaks, Gempa Tak Bisa Diprediksi ibarat Waktu Orang Mati

Kompas.com - 20/08/2018, 14:20 WIB
Wijaya Kusuma,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk tidak termakan isu hoaks mengenai akan terjadinya gempa besar.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, peristiwa gempa bumi tidak bisa diprediksi seperti halnya manusia tidak mengetahui kapan seseorang meninggal dunia.

"Ibarat orang mati, kita tidak bisa tahu kapan mati. Jadi kalau ditanya kapan ada gempa lagi itu ibarat pertanyaan 'Ibu, kapan ada orang mati lagi?'," ujar Dwikorita saat ditemui pada 13 Agustus lalu.

Baca juga: Penyebab Rentetan Gempa di Lombok Menurut PVMBG

Jika beredar informasi bahwa di Pulau Jawa akan terjadi gempa, menurut dia, informasi itu terlalu dangkal.

"Yang kita tidak tahu itu kapan akan terjadi," tandasnya.

Dia mengatakan, Indonesia merupakan negeri cincin api. Wilayah Indonesia terbentuk oleh adanya tumbukan-tumbukan lempeng sehingga wajar jika di wilayah Indonesia terjadi gempa bumi.

"Selama bumi ini masih hidup, tumbukan itu terjadi. Itu bagian dari bagimana bumi kita ini hidup, menumbuk-menumbuk itu artinya bumi ini hidup, jadi mari kita sikapi dengan arif," tuturnya.

Baca juga: Mengintip Rumah Tahan Gempa di Yogyakarta, Dibangun dengan Pasir, Jerami hingga Kotoran Sapi (1)

Mantan rektor UGM ini mendorong warga untuk mencari update informasi terkait gempa bumi di laman resmi BMKG.

"Coba dibuka info BMKG ataupun website nya, selalu aktif. Kalau sudah tahu Info BMKG tidak akan termakan hoaks," tegasnya.

Dwikorita menuturkan, BMKG selalu update memberikan informasi kepada masyarakat lewat media sosial maupun website resmi. Informasi yang disampaikan kepada masyarakat berdasarkan fakta dan data yang didapat oleh BMKG.

"Kami itu menceritakan apa adanya dengan berbasis data, dan kami tidak akan melebih-lebihkan," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com