TERNATE, KOMPAS.com - PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) memberikan penghargaan kepada dua korban meninggal dunia atas tenggelamnya feri KMP Bandeng di perairan Loloda Kepulauan, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara pada Rabu 15 Agustus 2018 lalu.
Pihak PT ASDP mengucapkan turut berduka cita sedalam dalamnya kepada pihak keluarga atas dua awak mereka yang ditemukan meninggal dunia yakni Kapten KMP Bandeng Alfred Rahasia serta Mualim II Aspar.
Baca juga: KMP Bandeng Tenggelam, Kapten Ditemukan Tewas dengan Life Jacket
Sebagai bentuk simpati dan tanggungjawab, PT ASDP memberikan penghargaan kepada keluarga korban dari KMP Bandeng yang meninggal dunia, mulai dari biaya yang ditimbulkan selama kecelakaan dalam rangka meringankan beban mereka, hingga kenaikan pangkat bagi korban ABK yang meninggal maupun selamat.
“Kami akan memberikan penghargaan khusus kepada keluarga korban untuk meringankan beban mereka, kemudian penghargaan berupa kenaikan golongan atau pangkat bagi semua awak yang meninggal dunia,” kata Dirut PT ASDP Ira Puspadewi dalam keterangan persnya, Sabtu (18/8/2018).
Baca juga: Satu ABK KMP Bandeng yang Tenggelam Masih Hilang, Helikopter Dikerahkan
Selain itu, ASDP akan memberikan bantuan pendidikan kepada putra putri para awak KMP Bandeng.
“Dan kami akan berkomitmen, sudah kami sampaikan kepada keluarga bahwa salah satu dari keluarga para awak KMP Bandeng yang meninggal dunia dapat langsung dipekerjakan di ASDP,” kata Ira.
Kepada awak KMP Bandeng yang selamat juga akan diberikan kenaikan pangkat atau golongan dari PT ASDP.
Baca juga: Seluruh Kendaraan di KMP Bandeng Dapat Asuransi Total Rp 4,1 Miliar
Sementara satu korban selamat dari penumpang bernama Nanda Aprilia yang baru ditemukan Sabtu (18/8/2018), pihak ASDP akan menanggung semua biaya perawatannya.
“Dari total 51 di kapal, 34 adalah penumpang dan semuanya selamat. ABK yang sekarang dalam proses pencarian adalah tinggal satu,” kata Ira.
“Untuk awak selamat kami apresiasi, kami bangga dengan awak kapal kami karena mereka adalah orang yang tinggal paling terakhir di kapal, ini artinya menjunjung tinggi sebagai awak karena penumpang didahulukan sehigga semuanya selamat,” kata Ira lagi.