Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Stefanus, Sang Pendiri Posyandu Babi di Sumba Barat Daya

Kompas.com - 15/08/2018, 20:09 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TAMBOLAKA, KOMPAS.com - Senyum bahagia tersungging dari mulut Stefanus B Laka (51), saat rombongan wartawan dan tim dari Promoting Rural Income Trough Support for Markets in Agriculture (Prisma) mendatangi kediamannya di Desa Kabali Dana, Kecamatan Wewewa Barat, Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (15/8/2018) siang.

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai Kepala SMP Kristen Wewewa Barat itu bersama sejumlah rekannya yang lain sudah menunggu kedatangan rombongan jurnalis dan tim Prisma.

Meski di siang hari, namun udara terasa sejuk, karena cuaca saat itu sedang mendung. Awan nyaris menumpahkan titik air, tanda hujan akan turun.

Tim pun dipersilakan duduk di kursi plastik yang disusun rapi persis di teras depan rumah sederhana milik Stefanus.

Constantinus Joel Tukan selaku Senior Business Consultant dari Prisma, kemudian membuka diskusi tentang aktivitas keseharian Stefanus di luar pekerjaan pokoknya, yakni sebagai peternak babi.

Mengenakan kaos oblong berwarna merah bercampur kuning yang dipadu dengan celana kain dan sepatu kets putih, Stefanus mulai menceritakan secara detail kegiatan beternak babi yang dirintisnya satu tahun terakhir ini.

Baca juga: 2017, Wabah Kolera Babi Serang Pulau Flores, 10.000 Babi Mati

Menariknya, saat menjelaskan terkait proses dirinya beternak babi, Stefanus menyampaikan bahwa dirinya telah mendirikan posyandu babi.

Posyandu itu dibuat untuk mengetahui berat badan babi setelah mengonsumsi pakan ternak yang diproduksi perusahaan Malindo.

"Posyandu ini saya buka setiap hari mulai pukul 15.00 Wita hingga 16.00 Wita," ucap Stefanus.

Selain menunggu di rumahnya, Stefanus juga membawa timbangan dan berkeliling ke sejumlah peternak di desanya dan juga di desa tetangga lainnya.

Posyandu itu, menurut dia, guna mengecek berat badan babi setiap hari setelah diberi pakan tersebut. Dari hasil pakan ternak itu diketahui bahwa berat babi milik masyarakat bertambah 500 gram per hari.

Stefanus mengaku, jika menggunakan pakan, berat badan ternak peliharaan justru bertambah menjadi 700 gram per harinya.

"Saat saya bangun posyandu ini, warga desa di sini juluki saya sebagai bidan babi. Saya juga bisa memberikan suntikan vitamin ke babi serta mengebiri babi," imbuhnya.

Stefanus melakukan kegiatan itu semata-mata untuk menambah pendapatan peternak babi di daerah itu agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Stefanus, setelah diberi pakan ternak babi, maka harga jual babi meningkat 10 sampai 20 kali lipat.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com