Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Tukang Tambal Ban Sejak Tahun 1975, Amirudin Dapat Bantuan Kompresor

Kompas.com - 15/08/2018, 19:09 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Mohamad Amirudin, warga Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, terlihat sumringah saat menerima bantuan seperangkat alat untuk tambal ban, mulai dari kompresor, alat dan karet kanisir serta ban dalam sepeda motor.

Bantuan itu diberikan Wakil Bupati Yusuf Widiatmoko di kantor Desa Jajag, Rabu (15/8/2018).

"Sejak bujang saya ini kerja tambal ban dan baru ini dapat bantuan alat-alat. Senang sekali apalagi dapat kompresor juga," kata Amirudin kepada Kompas.com.

Menurutnya, selama ini dia masih menggunakan alat pompa manual. Selain menjadi tukang tambal ban, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Amirudin juga memelihara ayam di rumahnya.

"Nambal ban ini tidak tentu, kadang sehari dapat 10.000 atau 30.000. Pernah sih dapat 100.000 tapi jarang sekali. Sekali nambal kan bayarnya 10.000," jelas Amirudin.

Selain Amirudin, Sri Kasiyati, warga Desa Jajag juga mendapat bantuan blender dan juga cup sealer untuk menutup gelas minuman.

Baca juga: Sisihkan Upah dari Tambal Ban, Safuan dan Istrinya Berangkat Haji

Menurutnya, selama ini dia menjual es secara manual dan hanya diaduk dengan menggunakan gelas lalu kemudian dicampur dengan es dan dimasukkan ke plastik.

"Ini impian saya punya blender jadi esnya enak dan bersih karena pakai gelas plastik, ada tutupnya juga," jelas perempuan yang sebelumnya berjualan kacang rebus tersebut.

Sri sendiri mengaku berjualan es dan makanan kecil sejak 5 tahun terakhir

Bantuan yang diterima oleh Amirudin dan Sri Kasiyati berasal dari program baru pemerintah Kabupaten Banyuwangi "Kanggo Riko" yang dalam bahasa Indonesia berarti "Untuk Kamu".

Dalam program tersebut, Banyuwangi menggelontorkan dana penguatan ekonomi untuk 1.160 rumah tangga miskin (RTM) yang sedang merintis usaha atau berniat meningkatkan usahanya.

Per RTM mendapat Rp 2,5 juta, disesuaikan dengan kebutuhan usaha mereka.

"Jadi kita akan belikan alat dan kebutuhan sesuai dengan usaha mereka senilai 2,5 juta rupiah. Jadi benar-benar bermanfaat untuk mereka agar bisa meningkatkan perekonomian," jelas Yusuf Widiatmoko, wakil bupati Banyuwangi.

Ia menambahkan, sasaran program Kanggo Riko adalah warga miskin, tetapi usia produktif, sehingga masih berpeluang memperbaiki perekonomiannya.

"Nanti akan ada petugas yang akan mendampingi agar alatnya bermanfaat. Jangan sampai dijual," jelasnya.

Baca juga: Kisah Tukang Tambal Ban yang Sukses Jadi Peternak Sapi Langganan Jokowi

Tahap awal, dari 189 desa di Banyuwangi, program ini baru dilaksanakan di 29 desa sebagai desa percontohan. Anggarannya diambil dari alokasi dana desa (ADD) dari APBD Banyuwangi.

"Jika dana dari pusat digunakan untuk membangun infrastruktur, maka dana desa dari kabupaten digunakan untuk memperkuat usaha warga, termasuk lewat program Kanggo Riko ini," jelas Yusuf.

Pada 2018, anggaran untuk 189 desa di Banyuwangi Rp 316,34 miliar, terdiri atas ADD (APBD Banyuwangi) Rp 148,63 miliar dan Dana Desa (APBN Indonesia) Rp 167,7 miliar.

Kompas TV Tiga korban luka, langsung dibawa ke rumah sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com