Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayu, Pembatik Difabel yang Pernah Bikin Kagum Presiden SBY...

Kompas.com - 13/08/2018, 20:49 WIB
Labib Zamani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Keterbatasan bukan penghalang bagi Ayu Tri Handayani (27), pembatik difabel asal Boyolali, Jawa Tengah, untuk terus berkarya.

Dengan kedua kakinya, Ayu mampu menciptakan sebuah karya batik yang indah dan tidak kalah dengan perajin batik yang menggunakan tangan.

Ayu pun pernah mendapatkan penghargaan Batikologi karena hasil karya batiknya yang menginspirasi kaum perempuan pada tahun 2016. Penghargaan itu dia terima bertepatan pada Hari Kartini.

Ketertarikan Ayu pada batik muncul saat duduk di bangku SMP Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC) Solo, Jawa Tengah.

Ayu selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler membatik. Sejak itu, dia mencoba menekuni membatik dengan kaki.

"Saya belajar membatik di SMP YPAC Solo. Padahal, saya dari awal itu enggak punya pikiran ingin menjadi seorang pembatik," kata Ayu ditemui Kompas.com di rumahnya, RT 001/RW 001, Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (13/8/2018).

Baca juga: Bikin Motif Asian Games, Perajin Batik Bondowoso Banjir Pesanan

Pertama kali belajar membatik, Ayu merasa kesulitan mencengkram canting menggunakan kaki. Maklum, Ayu sejak lahir, kondisi kedua tangannya tidak sempurna.

Meskipun demikian, keterbatasan itu tidak membuat putri kedua dari empat bersaudara pasangan dari Sarwono dan Triyatmi ini berkecil hati atau minder. Justru hal itu memacu dirinya untuk mewujudkan keinginan menjadi pembatik yang mahir.

Berkat kesabaran dan ketekunannya itu, kini Ayu tidak lagi merasa kesulitan membatik menggunakan kaki. Dia selalu menggunakan kaki kanannya untuk menggoreskan canting pada selembar kain yang telah diberi motif batik.

"Motivasi saya belajar membatik itu ingin melestarikan warisan budaya batik dan ingin menunjukkan kalau difabel itu juga bisa berkarya," kata dia.

Ayu mengatakan pernah mengikuti pameran batik berskala nasional di Jakarta Covention Center (JCC) pada tahun 2012. Selama mengikuti pameran, Ayu selalu menjadi pusat perhatian pengunjung.

Bahkan, Presiden RI waktu itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang hadir dalam pameran itu juga kagum dengan teknik membatik yang dilakukan Ayu dengan menggunakan kaki kanannya.

"Iya, Pak SBY sama Ibu Ani mampir ke stan saya melihat cara saya membatik menggunakan kaki. Beliau pesan sama saya terus semangat, jangan menyerah dan terus berkarya," kenang Ayu.

Dia menambahkan, batik hasil karyanya itu telah dijual ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung dan beberapa daerah di Solo dan sekitarnya melalui sistem pameran maupun online. Harganya bervariasi mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 15 juta per lembar kain batik.

"Motif batik yang sering saya kerjakan itu kate mas, batik sejati ati dan bersemi bikinan sendiri. Proses pengerjaan membutuhkan waktu tiga hingga empat bulan untuk satu lembar kain," papar perempuan kelahiran Solo.

Baca juga: Kegigihan Ipda Kukuh Kembalikan Kejayaan Batik Indigo Borobudur

Saat ini, Ayu mempunyai keinginan untuk mendirikan galeri batik dan membuka pelatihan membatik di rumahnya.

Ayu pun optimistis dengan kerja keras dan usaha yang dilakukan, apa yang diharapkannya itu akan terwujud.

"Ke depan saya ingin memiliki galeri batik dan buka pelatihan membatik sendiri di rumah. Impian saya ini adalah semata-mata untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya," tutur Ayu.

Kompas TV Batik dibuat dengan ketelitian mulai pembuatan sketsa, pencantingan hingga finishing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com