Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Situs Tugu Dwikora, Kotor dan Bau Pesing...

Kompas.com - 06/08/2018, 11:23 WIB
Sukoco,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com - Monumen Dwi Komando Rakyat (Dwikora) di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) kini diberi pagar pengaman.

Komandan Pangakalan TNI AL Nunukan Letkol Laut (P) Machri Mokoagow mengatakan, Tugu Dwikora dipagar keliling sebab sejak akhir bulan Juli lalu sering didapati berbau pesing, kotor, sejumlah diorama didapati pecah dan sejumlah lampu juga mati.

"Itu alasan kenapa kami menutup tugu dengan pagar besi," ujar Machri, Senin (06/8/2018).

Machri menambahkan, meski dipagar masyarakat masih bisa menikmati megahnya bangunan yang dipugar sejak September 2013 lalu.

Masyarakat juga masih bisa memanfaatkan tugu sebagai sarana kegiatan seperti biasanya asalkan memberi tahu dan meminta ijin kepada TNI AL.

Baca juga: Peringati HUT RI, Veteran Masa Konfrontasi RI-Malaysia Kibarkan Merah Putih di Tugu Dwikora

 

"Tetap dibuka untuk masyarakat 24 jam, silahkan mengirim surat atau datang ke TNI AL jika ada warga yang akan menggelar kegiatan akan kami buka pagarnya, "imbuhnya.

Selain menyimpan diorama tentang sejarah perjuangan di wilayah Kalimantan Utara saat pergerakan konfrontasi dengan Malaysia, situs Tugu Dwikora juga dilengkapi dengan Tank Amphibi PT-76 produksi tahun 1961 dan Meriam Howitzer produksi tahun 1941 yang ditempatkan ditengah bangunan.

"Kami pajang di tugu Dwikora sebagai pengingat betapa sengitnya perjuangan mempertahankan kemerdekaan," ucap Machri.

Kompas TV Museum Dharma Bhakti kostrad terletak di Jln. Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com