Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klarifikasi Kabar Mahasiswi IPB Dicabut Beasiswanya karena Pindah Agama

Kompas.com - 03/08/2018, 12:18 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe,
Ramdhan Triyadi Bempah,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar tentang mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang dicabut beasiswanya diduga karena pindah agama ramai diperbincangkan pekan ini.

ART, mahasiswi Fakultas Kehutanan angkatan 2015, itu selama ini berkuliah dengan beasiswa utusan daerah dari Pemerintah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Kasus ini mencuat setelah seorang ibu bernama Lisnawati boru Manik, warga Desa Bangun Raya, Kabupaten Simalungun, melapor ke Ombudsman RI.

Dia mengadukan keputusan Pemkab Simalungun yang menghentikan beasiswa untuk putrinya atas penyebab yang diduga mengandung unsur SARA.

ART diketahui pindah agama pada September 2015. Sementara itu, Pemkab Simalungun mengeluarkan surat pemberitahuan pemutusan beasiswa pada September 2016.

Masih berstatus mahasiswa

Kepala Biro Hukum, Promosi, dan Humas IPB, Yatri Indah Kusumastuti, menyampaikan, ART sampai saat ini masih tercatat sebagai mahasiswi IPB. Meski demikian, secara akademik, dia berstatus non-aktif.

Pasalnya, sejak semester genap 2016/2017, dia tidak melakukan proses pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) online.

"Sekretariat Beasiswa Utusan Daerah (BUD) IPB masih belum mendapatkan informasi lebih lanjut tentang ART. Ini berarti, status akademiknya adalah non-aktif bukan drop out," ucap Yatri saat dikonfirmasi, Kamis (2/8/2018).

IPB mencatat, pada semester ganjil 2016/2017, dia sempat mengisi KRS secara online. Namun, lanjut Yatri, ART tidak mengikuti perkuliahan selama semester tersebut karena kendala biaya.

Yatri mengatakan, pihak IPB telah menerima surat pemberitahuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun. Isinya, bahwa Pemkab Simalungun tidak lagi memberi dana kepada lima mahasiswa IPB penerima Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Kabupaten Simalungun, di antaranya karena alasan DO.

"Salah satu mahasiswa yang juga dihentikan beasiswanya adalah ART, tetapi tidak disebutkan alasannya," kata Yatri.

Menanggapi surat pemberitahuan itu, pihak IPB melalui Ketua Beasiswa Utusan Daerah memberi balasan dengan menyampaikan rekomendasi agar tidak memutus beasiswa tersebut.

Pertimbangannya, karena sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) antara IPB dan Pemkab Simalungun Tahun 2015, disebutkan jangka waktu pelaksanaan pemberian beasiswa adalah dimungkinkan sampai sembilan semester.

Apalagi, lanjut Yatri, nilai Indeks Prestasi (IP) ART pada tahun pertama cukup bagus yaitu 2.71.

"Pada prinsipnya, ART masih tercatat sebagai mahasiswa di IPB. Saat ini, dia sedang mengajukan pengaktifan kembali. IPB sedang memproses permohonan tersebut," tutupnya.

 

Bersambung ke halaman dua: Pemkab Simalungun membantah unsur SARA

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com