Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Hektar Padang Rumput Gili Lawa Taman Nasional Komodo Terbakar, Ini Dampaknya

Kompas.com - 03/08/2018, 05:16 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com — Kebakaran melanda lahan hutan di Gililawa Darat, Kawasan Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Meski tidak mengganggu habitat satwa Komodo, kebakaran itu berdampak bagi pengunjung atau wisatawan yang ingin menikmati pemandangan indah di daerah itu.

Kepala Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan mengatakan, Gililawa Darat bukan habitat komodo, tapi lebih dominan padang savana.

"Dampak yang ditimbulkan akibat kebakaran itu tentunya karena itu merupakan spot treking dan untuk foto-foto, maka dalam beberapa waktu ke depan, potensi itu tidak bisa dinikmati lagi oleh pengunjung,"ucap Budi kepada Kompas.com, Kamis (2/8/2018).

Baca juga: 10 Hektar Padang Rumput di Gililawa Darat Pulau Komodo Terbakar

Budi menyebut, Gililawa Darat merupakan salah satu spot wisata favorit di Taman Nasional Komodo yang biasa dikunjungi wisatawan setelah menyelam.

Para wisatawan baik domestik dan mancanegara bisa menikmati sunset (matahari terbenam) atau sunrise (matahari terbit) di Gililawa Darat.

Sebelumnya diberitakan, 10 hektar lahan hutan di Gililawa Darat, Kawasan Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, terbakar.

Kepala Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan mengatakan, penyebab kebakaran itu diduga kuat berasal dari api rokok yang dibuang oleh oknum pengunjung di puncak Gililawa Darat.

Kebakaran itu, lanjut Budi, berawal dari laporan masyarakat pada Rabu (1/8/2018) sekitar pukul 20.00 Wita.

Baca juga: Gililawa Darat Kebakaran, Pelaku Diduga Penumpang Kapal

Setelah menerima laporan, petugas dari Resort Padar, Loh Sebita, dan juga dari Labuan Bajo langsung menuju lokasi untuk memadamkan api.

"Api akhirnya berhasil dipadamkan pada pukul 03.10 dini hari tadi," ucap Budi kepada Kompas.com, Kamis (2/8/2018).

Terhadap kejadian itu, Budi berharap, para pengunjung tidak membuang api rokok sembarang di wilayah itu karena tempat tersebut sangat rentan terhadap kebakaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com