SUMBAWA BARAT, KOMPAS.com - Otoritas Pelabuhan Benete, Kabupaten Sumbawa Barat, mengeluarkan surat edaran penundaan kegiatan pelayaran di perairan Pelabuhan Poto Tano.
Dalam surat edaran yang dikeluarkan Kamis (2/8/2018), pihak otoritas Pelabuhan Kelas III Benete menunda keberangkatan semua jenis kapal dari Pelabuhan Poto Tano menuju Pelabuhan Kayangan, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penundaan kegiataan pelayaran ini berlaku sejak Kamis (2/8/2018). Penundaan keberangkatan semua kapal yang beroperasi di perairan setempat disebutkan akibat gelombang tinggi.
Pihak otoritas Pelabuhan Benete menyebutkan, tinggi gelombang di perairan pelintasan Poto Tano-Kayangan mencapai 2,5 meter dengan kecepatan angin 35-45 knot.
Baca juga: Kronologi Ibu Lurah Pura-pura Mati agar Selamat dari Percobaan Pembunuhan
Guna mencegah terjadinya kecelakaan kapal akibat cuaca buruk, pelabuhan penyebrangan Poto Tano ditutup sementara.
Namun pihak otoritas pelabuhan tidak menjelaskan sampai kapan penundaan keberangkatan kapal diberlakukan.
Cuaca buruk yang melanda perairan di laut Nusa Tenggara Barat (NTB) ini menyebabkan calon penumpang dari Mataram melalui Pelabuhan Kayangan menuju Poto Tano, gagal berangkat.
Akibatnya, jenazah korban yang meninggal dunia di perjalanan saat masuk di kapal penyeberangan usai berobat ke RSUP Mataram, masih tertahan di Pelabuhan Kayangan.
Baca juga: Ditemukan Nyaris Tenggelam, Ibu Lurah Ini Selamat Setelah Pura-pura Mati
"Cuaca buruk, kapal tidak bisa melanjutkan perjalanan. Saat ini Jenazah alhamarhum Ridwan tertahan di kayangan," ujar salah seorang pendamping pasien, Muchtar, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/8/2018) malam.
"Sementara informasi bahwa kapal akan jalan tanggal 5 Agustus, keluarga korban hanya bisa pasrah sambil menunggu cuaca membaik," tambahnya.