Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Munir, Marsinah, hingga Taufiq Kiemas Raih Penghargaan Pejuang Kemanusiaan

Kompas.com - 01/08/2018, 13:40 WIB
Reni Susanti

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Penegak Kontitusi (KNPK) menganugerahi 18 tokoh kemanusiaan tanah air dalam kegiatan "Penghargaan Pejuang Kemanusiaan" di Jakarta, Rabu (1/8/2018).

Ke-18 tokoh itu yakni Adnan Buyung Nasution, Baharudin Lopa, Munir, HJC Princen, Afnawi Noer, Marsinah, Harry Rusli, WS Rendra, Wiji Thukul, dan Prof Sayogyo.

Kemudian Prof Gunawan Wiradi, Amir Daulay, Mulayana W Kusuma, Theys Eluay, Taufiq Kiemas, Ahmad Taufik, Prof Mubyarto, serta Adi sasonoi.

Ketua KNPK, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan, KNPK merupakan institusi gerakan sosial tempat berkumpulnya aktifis sosial, mahasiswa, seni kebudayaan dari lintas generasi, pemikiran, serta agama.

Baca juga: Kontras Akan Terus Tagih Jokowi Tuntaskan Kasus Munir

"Apa yang dilakukan bersama kawan-kawan ini dengan menjalankan nilai-nilai yang diwariskan oleh Gus Dur, untuk menghormati dan menghargai serta menyebarluaskan nilai-nilai keteladanan para pejuang kemanusiaan," ujarnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (1/8/2018).

Menurut dia, 18 tokoh tersebut orang-orang yang telah berjuang untuk membangun kedaulatan rakyat di bidang politik, hukum, HAM, perburuhan, agraria, ekonomi, dan pemulihan kedaulatan masyarakat adat atas ruang hidupnya. 

"Suatu kedaulatan yang sepenuhnya dijamin oleh konstitusi tetapi sampai saat ini pada tataran prakteknya masih jauh dari yang diharapkan," ujar Cak Imin. 

KNPK, sambung dia, memberikan penghargaan itu bercermin pada sikap penguasa yang lebih cenderung pada pertanggungjawaban secara prosedural formal.

"Bukan pada roh dan jiwa yang terkandung dalam amanat kontitusi," tegasnya. 

Bahkan, sambung dia, sering terjadi penyelewengan yang semakin menjauh dari harapan dan keinginan rakyat.

Baca juga: Puisi dan Doa Buruh di Bandung untuk Marsinah

Di sisi lain daya dorong rakyat sebagai gerakan sosial yang mampu memengaruhi perilaku pemerintahan dan elite politik masih cukup lemah dan belum memiliki daya tawar. 

"Karena itu KNPK mendorong pemerintah dan elit politik nasional dapat memberi apresiasi dan bersedia memberikan penghargaan kepada para pejuang dan pelopor dalam memperjuangkan nilai-nilai yang diamanatkan konstitusi," tuturnya.

Ia optimistis, penghargaan Pejuang Kemanusiaan merupakan bentuk nyata dari pengakuan terhadap jasa kebaikan atau nilai-nilai perjuangan para tokoh yang menjadi acuan bagi gerakan sosial.

Ia berharap, kegiatan ini memberikan inspirasi kepada penguasa dan elit politik sekaligus mengadopsi nilai luhur yang diperjuangkan oleh para pelopor tersebut. 

Ketua Penyelenggara kegiatan, Agustiana mengatakan, acara ini sengaja digelar tanggal 1 Agustus.

Hal ini dapat dimaknai sebagai momentum di antara peringatan Dekrit Presiden yang mengembalikan kontitusi rakyat pada UUD1945 dan hari deklarasi negara ini merdeka dan rakyat berdaulat.

"Kedua momentum tersebut merupakan tonggak sejarah penting yang menandai bersatunya gerakan rakyat dan gerakan politik," pungkasnya.

Kompas TV Marsinah, buruh yang ditemukan tewas akibat penganiayaan, pada 8 Mei 1993, tak lama setelah ia menyuarakan tuntutan kenaikan upah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com