Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan 200 Buku, Inayati Berharap Anak-anak Desanya Minimal Lulus SMU

Kompas.com - 31/07/2018, 06:50 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Sore itu sekitar pukul 14.30 WIB, puluhan anak-anak berkumpul di Mushala RT 2 RW 8 Dusun Kedokan, Desa Ngombak, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Jawa tengah, Senin (30/7/2018). 

Meski terik matahari menyengat, namun hawa sejuk lebih kental terasa menusuk kulit saat itu. Wajar saja, perkampungan terpencil ini berlokasi di kawasan perbukitan.

Di dataran tinggi di kawasan hutan jati inilah, kebiasaan bocah-bocah mungil yang lebih memilih menghabiskan waktu untuk bermain usai bersekolah perlahan sirna.

Ya... sejak setahun ini, sebagian bangunan Mushola di bagian depan disulap menjadi perpustakaan mini ala kadarnya. Penggagasnya yakni Inayati (50) menamainya dengan sebutan "Taman Baca Luru Ilmu".

Berukuran sekitar 7 meter x 5 meter, beralaskan karpet yang menutupi lantai semen. Hanya ada dua rak kecil bertingkat tiga dengan koleksi sekitar 200 buku. Semula cuma dilengkapi 50 buku, namun kini mulai sedikit bertambah.

Baca juga: Kisah Dua Desa yang Warganya Tak Boleh Saling Mencintai...

Taman Baca Luru Ilmu berada di ujung wilayah perbatasan Kabupaten Grobogan dengan Kabupaten Semarang. Melalui rute perjalanan darat sekitar 2 kilometer dari jalur umum dengan membelah kawasan hutan jati.

Setiap hari sepulang sekolah, sekitar 30 anak-anak TK, SD dan SMP berdatangan meluangkan waktu untuk membaca koleksi buku mulai dari dongeng, pengetahuan umum dan agama.

Saat Kompas.com datang mengunjungi Taman Baca Luru Ilmu suasananya begitu tenang. Anak-anak dari desa setempat duduk berkumpul membaca buku-buku yang digemari.

Beberapa anak-anak diantaranya memilah-milah buku di rak yang cukup usang itu. Pihak Taman Baca Luru Ilmu yang berjaga pun juga tak segan-segan memberi arahan. Bahkan, ada sesi mendongeng di halaman Taman Baca Luru Ilmu.

Menariknya, saat memasuki beduk Ashar, pihak Taman Baca Luru Ilmu menuntun anak-anak yang beragama islam untuk shalat berjamaah. Seketika respons anak-anak itu pun langsung berdiri dengan menempati shafnya masing-masing. 

Baca juga: Tradisi Tubo, Saat Ribuan Warga dari Dua Desa Berebut Ikan di Sungai

"Saya dulu sering bermain-main sepulang sekolah karena memang tak ada fasilitas membaca. Sejak setahun ini setelah rajin membaca disini saya masuk rangking lima besar. Sangat membantu," kata Rasya Dwi Setyadi (11), siswa kelas 6 SDN 2 Ngombak.

Begitu juga dengan M Taufik Darmawan (14), siswa SMP. Taufik semenjak SD nilainya jeblok karena sering bermain layangan. Kini ia mengaku jika prestasinya terus meningkat setelah rajin membaca. 

"Alhamdulilah saya masuk rangking 10 besar di sekolah. Kebetulan buku yang saya baca disini berhubungan dengan mata pelajaran di sekolah. Kalau masih belum puas baca, saya bawa pulang dengan meminta izin. Ternyata membaca itu asyik," kata Taufik.

Suasana Taman Baca Luru Ilmu di ‎RT 2 RW 8 Dusun Kedokan, Desa Ngombak, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Jawa tengah, Senin (30/7/2018) sore.KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Suasana Taman Baca Luru Ilmu di ‎RT 2 RW 8 Dusun Kedokan, Desa Ngombak, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Jawa tengah, Senin (30/7/2018) sore.

Empati rata-rata lulus SMP

Penggagas Taman Baca Luru Ilmu, Inayati (50), warga Desa Ngombak, menyampaikan, langkah kecil yang ia upayakan dengan menyediakan sarana baca bagi anak-anak di desanya karena didorong perasaan empati. 

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com