Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

43 Mahasiswa Lintas Negara Meneliti Sumedang

Kompas.com - 26/07/2018, 06:47 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebanyak 43 mahasiswa dari berbagai universitas di beberapa negara meneliti dua desa di Kabupaten Sumedang. Tepatnya di Desa Banyuresmi dan Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang.

Ke-43 mahasiswa itu di antaranya berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB), University of Groningen, University Of Southern Denmark, Victoria University of Wellington.

Kemudian Birmingham City University, University Malaysia Perlis, San Beda University, Universiti Malaysia Kelantan, Princess of Naradhiwas University, Prince of Songkla University, dan Banking University of Ho Chi Minh City.

"Mereka mengikuti program Social Enterprise for Economic Development (SEED), sebuah program pembelajaran manajemen lintas budaya," ujar Prof Utomo Sarjono Putro, Wakil Dekan Bidang Akademik SBM-ITB kepada Kompas.com, Rabu (25/7/2018).

Baca juga: Wahai Mahasiswa, Waspada 7 Bahaya Mental Ini (1)

Utomo menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan 23 Juli-3 Agustus 2018. Tujuannya, mengekspor mahasiswa terhadap kehidupan masyarakat untuk memahami kehidupan dan lingkungan sosial di Indonesia.

"Juga memberikan kesempatan untuk mengenal pola pikir, kebiasaan, tradisi, dan adat istiadat masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Barat," tuturnya.
 
Peserta SEED juga melakukan penelitian lapangan mengenai potensi sosial dan ekonomi masyarakat melalui observasi dan pengalaman langsung di lapangan tentang kehidupan nyata masyarakat.

Dengan cara ini, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan dan menghasilkan ide inovatif untuk mengembangkan potensi masyarakat.

Bambang Rudito, pengarah dan penanggung jawab kegiatan mengatakan, penelitian lapangan dilakukan di dua desa di Sumedang. Sebab daerah itu tergolong periferal.

"Sumedang tergolong periferal. Kota bukan, desa bukan. Mereka (warganya) tergiur untuk ke kota tapi tak mampu bersaing. Pulang males karena sudah pada dijual. Akhirnya banyak yang beli motor untuk ngojek," imbuhnya.

Baca juga: Mahasiswa Unair Ciptakan Inovasi Alat Rehabilitasi Paska Stroke

Padahal secara geografis, dua lokasi tersebut memiliki potensi pertanian, perkebunan, dan peternakan yang didukung aktivitas jasa dan perdagangan. Itu artinya, dapat berkontribusi besar dalam pengembangan agribisnis.

Di dua desa itulah, mahasiswa lintas negara ini akan berbaur dengan masyarakat, melakukan penelitian, dan mencarikan solusi.

"Kami ingin melahirkan pemimpin yang memiliki empati tinggi. Kami sekolah bisnis yang ingin melahirkan pemimpin yang tidak cuma pintar mencari uang, tapi yang peduli masyarakat dan berkontribusi besar bagi masyarakat," imbuhnya.

Ia mengaku, pelaksanaan SEED terbilang cepat. Namun untuk mengoptimalkan program, sejumlah mahasiswa Indonesia sudah melakukan penelitian awal di desa tersebut, sehingga bisa sharing hasil penelitian awal.

Kompas TV Limbah kulit kacang biasanya hanya dibuang begitu saja, namun di tangan dua mahasiswa kreatif asal Semarang ini kulit kacang mampu dijadikan sabun mandi cair.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com