Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Untung Masih Ada Stok Ayam, Tidak Tahu Nanti..."

Kompas.com - 23/07/2018, 17:02 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Harga daging ayam yang melambung tinggi beberapa hari terakhir mengakibatkan para padagang kompak mogok berjualan di pasar tradisional di Kota dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sejak Minggu (22/7/2018) kemarin.

Aksi mogok tersebut berimbas langsung pada para pedagang makanan olahan ayam. Sebagian mereka mengaku kesulitan membeli daging ayam di pasaran. Sehingga terpaksa mengurangi stok dagangan mereka.

Salah satunya Agus Purnomo, pemilik kedai ayam goreng di kawasan Grabag, Kabupaten Magelang. Pada hari biasanya, Agus membuat ayam goreng berkisar antara 15-20 kilogram per hari. Namun sejak Sabtu (21/7/2018) lalu dirinya hanya menyediakan ayam goreng 10-12 kilogram saja.

"Sejak Sabtu, bahkan Jumat (20/7/2018), di Pasar Grabag sudah langka yang jualan. Untungnya saya masih ada stok untuk dijual hari ini dan besok, ngga tahu nanti," ujar Agus, Senin (23/7/2018).

Baca juga: Harga Daging Ayam Sentuh Rp 45.000 Per Kg, Pedagang Mogok Jualan

Kondisi ini praktis membuat Agus mengurangi omzet penjualannya. Agus menyebut bisa mendapatkan omzet Rp 1,5 juta per hari sebelum daging ayam langka. Tapi tiga hari terakhir ini menjadi Rp 900.000 per hari.

"Otomatis omzet turun, karena yang dijual juga saya batasi. (Pembatasan) ini lebih baik daripada besok saya ngga jualan sama sekali," ungkapnya.

Agus mengatakan tidak hanya pedagang di pasar saja yang mogok, rumah pemotongan ayam (RPH) langganannya juga tidak berjualan. Kalau pun jualan, kata Agus, hanya melayani pembelian dalam partai besar.

"Mereka hanya jual yang kecil-kecil saja, seperti kemarin saya hanya boleh beli sayap dan paha bawah ayam 15 kilogram saja, lainnya ayam (potong) yang ukurannya besar," ucapnya.

Baca juga: Kalau Sampai Senin Harga Ayam Tinggi, Kami Mogok Jualan

Menurutnya, harga daging ayam memang cenderung meningkat belakangan ini. Saat ini harganya bisa mencapai Rp 33.000 - Rp 36.000 per kilogram. Padahal sebelumnya berkisar Rp 30.000 - Rp 33.000 per kilogram.

Pedagang nasi rames di pusat kuliner Tuin Van Java Kota Magelang Luis Lazuardi (33), mengaku juga kesulitan mencari ayam pedaging di pasar tradisional. Kalaupun ada pedagang, yang dijual bukan ayam pedaging, tapi ayam merah yang harganya juga termasuk tinggi.

“Ada info para pedagang daging ayam di pasar mogok jualan, karena harganya mahal. Karena mendadak, kami pun susah mencari daging ayam. Padahal untuk jualan sehari-hari. Akhirnya beli yang ada saja, yakni daging merah agar warung tetap buka,” jelasnya.

Senada disampaikan Novi (28), pedagang ayam kremes di PKL Alun-alun Kota Magelang bahwa selama tiga hari terakhir sulit mencari daging ayam. Meski begitu, ia tetap bisa berjualan, karena memiliki stok beberapa kilogram ayam pedaging.

Baca juga: Pasokan Melimpah, Harga Ayam Potong di Pangkal Pinang Stabil

“Saya jual stok hari ini, sekarang stok itu hampir habis. Mungkin besok kalau masih mogok saya tidak jualan," ucap Novi.

Novi mengaku omzet penjualannya turun menjadi kurang dari Rp 1 juta per hari sejak kelangkaan ayam ini. Dia pun berharap harga maupun stok ayam di pasaran kembali normal.

Wajar

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com