Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Sebut Kader Partai "Dua Digit" Lebih Berhak Jadi Cawapres Jokowi

Kompas.com - 23/07/2018, 16:21 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, partainya dinilai termasuk sudah memiliki angka dua digit di kancah politik nasional, dibandingkan beberapa partai lain.

Dengan demikian, kata Dedi, cawapres dari partainya dianggap lebih berhak mendampingi petahana di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

"Saya tak sebutkan nama dan siapa ya, cuma begini partai kami dinilai sudah masuk kualifikasi partai yang sudah dua digit akan lebih berhak menjadi cawapres Pak Jokowii, dibandingkan dengan partai yang masih satu digit," jelas Dedi kepada wartawan, Senin (23/7/2018).

Partai dua digit yang dimaksud Dedi adalah partai yang memiliki suara besar pada Pemilu 2014 lalu. Seperti diketahui, pada Pemilu 2014 lalu, Golkar memiliki suara kedua terbanyak, yakni 91 kursi dari 18.432.312 (14,75 persen). Suara terbanyak pertama adalah PDI Perjuangan dengan 109 kursi dari 23.681.471 (18,95 persen). Sedangkan ketiga diraih Gerindra dengan 73 kursi dari 14.760.371 (11,81 persen).

Baca juga: Anak Penjual Air Isi Ulang Ini Coba Pecahkan Rekor Dunia Main Piano dengan Mata Tertutup

Dedi menilai, selama ini kemunculan cawapres yang ingin mendampingi petahana memiliki tujuan menaikkan elektabilitas partai di momen menjelang pilpres. Soalnya, semakin diberitakan seseorang sebagai cawapres tentunya partainya akan ikut meningkat popularitasnya.

"Menurut saya bisa jadi jelang pilpres ini sebagai momen untuk menaikkan elektabilitas partainya dan dimunculkan sebagai cawapres. Apalagi kemunculan cawapres dari partai yang masih satu digit. Berbeda dengan cawapres yang berasal dari partai yang sudah dua digit, tentu akan lebih dipertimbangkan," tambah dia.

Berbeda dengan partai yang tak memunculkan cawapres sampai sekarang, lanjut Dedi, tentunya popularitasnya masih stagnan karena jarang masuk pemberitaan di media.

"Partai yang memunculkan cawapres tentunya akan lebih tinggi ratingnya dengan partai yang non calon. Soalnya (elektabilitas partai) ikut terdongkrak," ujarnya.

Baca juga: Haru Sang Jawara Saksikan Rumahnya Dibangun Kembali Dedi Mulyadi

Meski demikian, penentuan cawapres tentunya kembali lagi kepada keputusan mutlak dari calon petahana Joko Widodo. Namun, pihaknya optimistis cawapres dari Partai Golkar akan lebih dipertimbangkan melihat rating elektabilitas dan popularitasnya selama ini tinggi.

"Kalau Partai Golkar kan sudah jelas mendukung Pak Jokowi di pilpres. Nah, untuk calonnya dari Golkar nanti tentu akan lebih dipertimbangkan dibanding yang lainnya," pungkas mantan bupati Purwakarta ini.

Kompas TV Partai Golkar menghargai keputusan Jusuf Kalla yang memperjuangkan kesempatan untuk menjadi calon wakil presiden lagi lewat Mahkamah Konstitusi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com