Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Kawasan Zona Merah Difteri di Semarang

Kompas.com - 20/07/2018, 17:16 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, memastikan informasi soal adanya kawasan zona merah difteri yang beredar melalui jejaring WhatshApp adalah tidak benar atau hoaks.

Dalam informasi yang beredar, wilayah Kelurahan Genuksari masuk zona merah penyebaran penyakit difteri.

Dalam pesan berantai itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak melewati Jalan Dong Biru, Genuksari. Pesan itu kemudian mengutip nama Fakultas Kedokteran Unissula sebagai pemberi informasi.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjelaskan, informasi soal penyebaran virus difteri di kawasan tersebut tidak benar. Ia mengatakan, kasus difteri di Kelurahan Genuksari memang benar adanya, namun itu tidak lantas menjadikan daerah itu menjadi kawasan yang berbahaya.

"Memang ada kasus difteri di sana (Genuk), tapi itu sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang. Tidak ada zona merah apalagi sampai tidak boleh lewat di daerah itu," kata Hendrar, Jumat (20/7/2018) sore.

Baca juga: Seorang Bayi Usia Delapan Bulan di Banda Aceh Positif Difteri

Di wilayah Genuksari memang terjadi kasus difteri. Setidaknya, ada tujuh anak yang terserang virus itu.

Dari 7 anak, 5 di antaranya masih dirawat, sementara dua lainnya meninggal dunia.

Hendrar menegaskan, para balita yang terserang difteri adalah mereka yang sejak lahir tidak diimunisasi.

"Jadi, 7 anak tersebut saat bayi dulu tidak diimunisasi, itu karena orang tuanya menolak. Sikap (penolakan) itu yang kami sesalkan," ucapnya.

Hendrar berharap masyarakat tak khawatir soal penyakit difteri itu. Selama balita diimunisasi, maka tidak perlu dikhawatirkan.

"Selama tidak menolak diimunisasi, tidak perlu khawatir. Pencegahan difteri yang utama itu imunisasi, dan vaksin untuk difteri di Kota Semarang persediaannya sangat cukup," tegasnya.

Baca juga: Anak Balita Lumpuh seusai Diberi Vaksin Difteri, Dokter Sebut karena Virus GBS

Sebagai langkah menangani kasus penyebaran difteri di kawasan itu, pemerintah melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) kepada semua anak di Kelurahan Genuksari pada Jumat pagi tadi

Selain itu, petugas Dinas Kesehatan juga memberikan profilaksis dan erytromicin kepada kontak penderita, serta pengambilan swab tenggorok ke kontak penderita.

Kompas TV Delapan warga Garut, Jawa Barat dinyatakan positif difteri. Dari delapan pasien itu satu di antaranya merupakan pegawai rumah sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com