Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Sebut 38 Gempa Susulan di Selatan Malang Masih Wajar

Kompas.com - 20/07/2018, 13:28 WIB
Andi Hartik,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Gempa susulan terus terjadi di laut selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur pasca gempa utama berkekuatan magnitudo 5,5 pada Kamis (19/7/2018) sekitar pukul 19.23 WIB.

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Karangkates, Kabupaten Malang mencatat, hingga pukul 8.00 WIB keesokan harinya atau Jumat (20/7/2018), sudah terjadi 38 gempa susulan. 

"Perlu kami informasikan, hingga pagi ini, Jumat 20 Juli 2018 pukul 8.00 WIB sudah terjadi 38 kali gempa susulan di selatan Malang," kata Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates, Kabupaten Malang, Musripan.

Namun, sambung Musripan, gempa susulan merupakan aktivitas yang wajar. Sebab, dalam ilmu gempa atau seismologi, aktivitas gempa seperti ini merupakan gempa tipe 1.

Baca juga: BMKG: Terjadi 38 Gempa Susulan di Selatan Malang

 

Yakni aktivitas gempa yang diawali dengan gempa pendahuluan atau foreshocks, kemudian terjadi gempa utama atau mainshock, dan diikuti serangkaian gempa susulan atau aftershocks yang banyak.

"Perlu dipahami bahwa semua gempa yang terjadi dengan kekuatan signifikan akan diikuti aktivitas susulan, sehingga banyaknya gempa susulan di selatan Malang ini masih dinilai wajar," jelasnya.

"Gempa selatan Malang ini menjadi menarik karena mengingatkan kita dan menjadi penanda aktifnya zona megathrust di selatan Malang," imbuhnya.

Sementara itu, kekuatan gempa susulan terus melemah antara magnitudo 3,2 hingga yang terkuat magnitudo 4,9. Frekuensinya juga semakin jarang.

Masyarakat diimbau untuk tidak berlebihan menyikapi rentetan gempa susulan itu. Namun, Musripan meminta masyarakat tetap waspada.

Baca juga: Gempa Bermagnitudo 5,5 Guncang Sebagian Jatim, Warga Kaget

"Mensikapi hal ini tentu langkah paling tepat adalah mengedepankan sikap waspada dengan meningkatkan kapasitas diri, memperkuat mitigasi, tanpa rasa takut dan khawatir berlebihan," jelasnya.

Karena kekuatan gempa terus menurun dan frekuensinya melemah, Musripan menyebutkan, rentetan gempa tersebut tidak akan memicu gempa yang lebih besar lagi.

"Berdasarkan data ini tampaknya sangat kecil peluang akan terjadi gempa dengan kekuatan yang lebih besar dari gempa utamanya di tempat tersebut," jelasnya.

Diketahui, Kamis (19/7/2018) malam, terjadi gempa berkekuatan magnitudo 5,5 yang mengguncang sebagian daerah di Jawa Timur.

Episenter gempa terletak pada koordinat 9,8 lintang selatan dan 112,72 bujur timur. Tepatnya berada di laut dengan jarak 184 kilometer arah selatan Kepanjen, Kabupaten Malang pada kedalaman 46 kilometer.

Gempa itu memicu rentetan gempa susulan atau aftershocks dan diawali dengan dua kali gempa atau foreshocks.

Gempa tersebut merupakan gempa dangkal yang diakibatkan oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempang Eurasia.

Kompas TV Jumat (29/6) pagi terlihat dari data Seismograf yang mencatat penurunan aktivitas gempa tremor.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com