Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Sekolah 2 Hari Dikeluarkan, Orangtua 36 Siswa Datangi Dinas Pendidikan

Kompas.com - 19/07/2018, 17:24 WIB
Amran Amir,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PALOPO, KOMPAS.com – Sebanyak 36 siswa dikeluarkan dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 12 Langkanae, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.

Akibatnya, orangtua dari siswa yang dikeluarkan, mengajukan protes keras kepada pihak sekolah dengan mendatangi kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palopo.

Jumita Jamil, salah satu orangtua siswa mengatakan, tindakan sekolah akan memengaruhi psikologis anak. Mereka tak mau lagi sekolah karena malu. 

“Anak kami sudah sekolah 2 hari, kami juga sudah bayar Rp 240.000 untuk 2 pasang baju yaitu baju batik dan pakaian olahraga," kata Jumita, Kamis (19/7/2018).

"Seandainya memang tidak diterima tidak ada masalah bagi kami, tapi mereka sudah 2 hari belajar. Kalaupun mereka dipindahkan kami tidak setuju karena akan berdampak pada psikologis anak kami,” tambahnya. 

Baca juga: Dugaan Pungli PPDB, Kepala Sekolah, Guru hingga Ketua Komite Jadi Tersangka

Orangtua murid lainnya, Nurcahya mengaku sudah memasukkan berkas surat-surat pendaftaran yang masih asli dan masih ditahan pihak sekolah.

Sementara anaknya dikeluarkan dari sekolah tanpa diketahui penyebabnya.

“Alasan dikeluarkan tidak jelas. Cuma katanya tidak diterima dari Dinas Pendidikan karena melebihi kapasitas," katanya.

"Sedangkan anak saya umurnya 7 tahun. Saya juga sudah serahkan akta kelahiran dan kartu keluargas asli yang masih ditahan sama kepala sekolah. Bahkan tadi pagi saya bawa anak saya untuk belajar tapi hanya disepelekan di sana,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palopo, Asir Mangopo menjelaskan, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Wali Kota Palopo, jumlah rombongan belajar (Rombel) per kelas sebanyak 26 siswa.

Untuk penerimaan siswa baru berbasis online ditetapkan sebanyak 10 dari 65 SD di Palopo.

“Jadi mereka bukan dikeluarkan tetapi dialihkan ke SD yang belum memenuhi kuota, karena aturan Pemerintah Kota Palopo hanya membolehkan 3 rombongan belajar persekolah dengan jumlah siswa hanya 84 di SD 12 Langkanae," ucapnya.

"Namun di sekolah tersebut melakukan penerimaan siswa melebihi ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Palopo sehingga pihak sekolah terpaksa mengeluarkan mereka yang diterima tidak melalui jalur online," imbuhnya.

Baca juga: Dugaan Pungli PPDB, Wali Kota Batam Copot Kepala SMPN 10 Sei Panas

Asir menambahkan, dari 55 sekolah di Palopo yang tidak berbasis online masih membutuhkan 906 murid.

"Solusi yang kami tawarkan saat ini, mereka yang dikeluarkan akan kami pindahkan ke sekolah lain. Intinya mereka tetap bisa bersekolah kembali," tuturnya.

Terkait dengan adanya pembayaran sebesar Rp 240.000 permurid, pihaknya tidak mengetahui hal tersebut.

“Soal pembayaran itu, saya tidak tahu dan saya akan cari tahu pembayaran apa. Jika terbukti maka kami akan berikan sanksi dan jika itu pungli ya akan berhubungan dengan aparat,” pungkasnya.

Kompas TV Pihak Dinas Pendidikan Kota Bandung sendiri tahun ini sudah menerima lebih dari 700 aduan terkait permasalahan PPDB dengan sistem zonasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com