Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Babinsa Antisipasi Isu Soal PKI

Kompas.com - 17/07/2018, 14:30 WIB
Putra Prima Perdana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo memberikan arahan kepada 4.555 orang Bintara Pembina Desa (Babinsa) dari seluruh Indonesia di hanggar PT Dirgantara Indonesia (DI), Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Selasa (17/5/2018).

Dalam pidatonya, pria yang akrab disapa Jokowi ini mengatakan Babinsa sangat berperan besar untuk mengantisipasi berkembangnya paham radikalisme dan terorisme di masyarakat yang mengancam kondusifitas keamanan negara.

“Babinsa berada di bagian paling depan dalam mengantisipasi radikalisme, terorisme, jangan sampai dibiarkan berkembang kemana mana karena bisa meresahkan masyarakat,” ujar Jokowi, Selasa pagi.

Baca juga: Presiden Jokowi Naikkan Tunjangan Kinerja Babinsa

Lebih lanjut Jokowi menambahkan, salah satu isu yang perlu diantisipasi sedari dini adalah kabar yang mengatakan jika dirinya sebagai pemimpin dan lambang negara memiliki keterkaitan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) serta paham paham komunisme.

“Saya berikan contoh (isu yang perlu diantisipasi) misalnya isu yang mengatakan presiden Jokowi itu PKI. Itu isu yang beredar di bawah (akar rumput) dan di survei-survei itu muncul,” tuturnya.

Secara tegas Jokowi membantah hal tersebut. Dia memastikan tidak ada silsilah dalam keluarganya yang berhubungan dengan PKI atau komunisme.

“Logikannya saudara bisa menjelaskan kepada masyarakat. PKI dibubarkan tahun 65 saya lahir tahun 61. Apa mungkin ada PKI balita. Logikanya sih gitu saja. PKI itu jelas organisasi terlarang,” ucapnya.

Jokowi mengatakan, isu dan hoax seperti itu sangat mudah menyebar baik melalui saluran elektronik, media sosial dan lain-lain.

“Jangan sampai isu-isu ini meresahkan rakyat kita. Yang namanya politik bisa meresahkan masyarakat,” imbuhnya.

Baca juga: Di Dalam Masjid, Jokowi Ungkap Keheranan Masih Ada yang Percaya Dirinya PKI

Kompas TV Presiden Joko Widodo menumpahkan kekesalannya dengan penyebaran informasi bohong atau hoaks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com